Sendawar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur terus mendorong minat baca masyarakat sejak usia dini melalui beragam aksi dan lomba yang menyenangkan, seperti dongeng dengan mengundang anak-anak hingga lomba bertutur untuk jenjang SD.
"Pemkab Kubar sejak lama memiliki komitmen tinggi dalam meningkatkan budaya baca mengembangkan literasi bagi masyarakat, dibuktikan dengan adanya peraturan daerah (perda) tentang perpustakaan," ujar Bupati Kubar Frederick Edwin di Sendawar, Kubar, Jumat.
Peraturan tersebut adalah Perda Nomor 20 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Perpustakaan. Perda ini bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan literasi, peningkatan minat baca, dan pemerataan akses informasi bagi masyarakat setempat.
Dia menjelaskan dengan perda tersebut, pemda memiliki dasar hukum mendirikan dan mengembangkan perpustakaan daerah dan sekolah, meningkatkan kualitas pustakawan dan tenaga pengelola, menyediakan anggaran dan fasilitas yang memadai, serta mengajak partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hingga pemanfaatan perpustakaan
Ia juga menyinggung tentang perkembangan zaman saat ini, yakni perpustakaan bukan lagi hanya menjadi tempat menyimpan dokumen dalam bentuk buku, tetapi menjadi pusat belajar masyarakat, tempat berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, bahkan budaya lokal.
"Di era modern seperti sekarang, dinas perpustakaan harus terus meningkatkan kemampuan membaca digital baik melalui tab, handphone, dan lainnya, tidak harus menggunakan buku kertas, karena melalui buku digital menjadi efektif dan efisien," katanya.
Ia mengapresiasi sikap tanggap Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diarpus) Kubar dalam menerjemahkan perda, sebagai upaya mendorong masyarakat membudayakan membaca, karena manfaat membaca selain untuk meningkatkan kemampuan kognitif juga meningkatkan pengetahuan, bahkan bisa mengusai informasi.
Termasuk langkah dilakukan Diarpus Kubar menggelar lomba bertutur selama dua hari lalu, kata dia, hal itu juga sebagai upaya meningkatkan minat baca dan literasi bagi generasi penerus bangsa.
"Lomba bertutur tersebut bukan sekadar kompetisi, tetapi juga sarana untuk menggali dan menumbuhkan minat baca, daya pikir kritis, serta kemampuan menyampaikan gagasan secara runtut dan menarik sejak usia dini," kata Frederick.
Melalui ajang itu, ia mengharapkan, anak-anak sebagai penerus bangsa, sejak dini sudah terlatih tampil di depan umum, menyampaikan gagasan yang dituangkan dalam gaya bertutur.
"Sehingga ini menjadi modal besar menjadi pemimpin ketika dewasa," katanya.
