Balikpapan (ANTARA) - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud bersama jajaran Pemerintah Kota dan pemangku kepentingan lainnya meninjau langsung ketersediaan beras di sejumlah gudang dan distributor, memastikan stok aman bagi masyarakat.
“Jadi masyarakat tidak perlu ragu atau khawatir. Insya Allah ketersediaan beras di Balikpapan aman,” kata Rahmad di sela peninjauan, Senin (11/8).
Ia menyebutkan, hasil koordinasi dengan Perum Bulog menunjukkan stok di gudang mencapai 8.000 ton dan diperkirakan mampu bertahan hingga akhir tahun.
Rahmad mengakui memang sempat terjadi kelangkaan, tetapi hanya untuk beras dengan kualitas premium. Sedangkan untuk beras Bulog dan jenis medium stoknya masih banyak dan beredar di pasar-pasar retail maupun pasar tradisional.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan (panic buying) dan memahami adanya keterbatasan pasokan di beberapa kota, termasuk Balikpapan, yang dipengaruhi faktor panen dan distribusi.
Menanggapi adanya pedagang yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), Rahmad menegaskan hal tersebut akan ditindak oleh Satgas Ketahanan Pangan dan Pengendalian Harga.
“Jangan memanfaatkan situasi ini untuk mengambil keuntungan di atas penderitaan rakyat. Kalau ada yang menaikkan harga tidak wajar, tolong bertobat sebelum jadi masalah,” katanya.
Store Manager PT Yova Maju Sentosa, Nani Rosana, membenarkan ada dua merek beras premium yang melebihi HET, yakni Tiga Mangga Manalagi dan Sintanola.
“Harga modal beras Tiga Mangga Manalagi itu Rp64 ribu dan kami jual Rp85 ribu untuk kemasan 5 kilogram. Maksimal pembelian hanya satu kemasan,” ujarnya.
Nani menjelaskan, pihaknya terpaksa menjual di atas HET karena harga dari pemasok sudah tinggi. “Kami juga tidak mengambil untung banyak,” katanya.
Kemudian pemilik UD Gunung Sari, Yudi Hartanto, menyebut stok beras di tokonya mencapai 75 ton yang dibagi untuk pengantaran dan penjualan langsung di tempat.
“Kalau panic buying, stok berapapun pasti habis. 75 ton biasanya bisa sampai dua sampai tiga minggu, tapi sekarang hitungannya jam,” katanya.
Yudi menyebut harga beras di tokonya untuk kemasan 25 kilogram Rp395 ribu, sedangkan kemasan 5 kilogram Rp81 ribu.
“Ada batasan pembelian, yang 25 kilogram maksimal satu sak, yang 5 kilogram maksimal tiga sak. Kalau tidak dibatasi, stok habis sejak pagi karena panic buying,” jelasnya.
Menurutnya, beras yang ia jual berasal dari Jombang, Jawa Timur, dan harga dari pemasok sudah naik sejak awal Juni.
“Harga dari sana Rp14.900 per kilogram ditambah ongkos sekitar Rp700 jadi Rp15.600 per kilogram. Kenaikannya sudah dari awal Juni,” pungkasnya. (Adv).
