Balikpapan (ANTARA) - Satuan Brimob Polda Kalimantan Timur menyiagakan personel dan peralatan untuk menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kaltim menyusul perubahan cuaca yang mulai mengarah ke musim kemarau.
Komandan Satuan Brimob Polda Kaltim, Kombes Pol Andy Rifai, mengatakan seluruh personel telah diperintahkan bersiaga penuh seiring meningkatnya risiko Karhutla. Perubahan cuaca dari hujan berkepanjangan menjadi panas terik dalam tiga pekan terakhir menjadi salah satu indikator penting.
“Kita sudah masuk fase peralihan ke musim kemarau. Dalam kondisi seperti ini, ancaman Karhutla meningkat. Kami pastikan seluruh personel dan peralatan siap digunakan kapan saja,” kata Andy Rifai di Balikpapan, Selasa.
Ia menyebutkan Kalimantan Timur sebagai wilayah yang rentan karena memiliki banyak kawasan hutan dan lahan pertanian terbuka. Selain kesiapsiagaan fisik, edukasi kepada masyarakat juga menjadi prioritas utama.
“Yang tidak kalah penting adalah mengedukasi masyarakat agar tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar, pendekatan preventif ini harus terus dilakukan,” katanya.
Sementara itu, Kabagops Satbrimob Polda Kaltim, AKP Widihyanto Nugroho, menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan seluruh peralatan pemadaman dan memperkuat koordinasi dengan instansi terkait, termasuk BPBD dan Manggala Agni.
“Penanganan Karhutla tidak bisa sendiri. Kami pastikan sinergi terus dijaga agar respons di lapangan lebih cepat dan terarah,” ujarnya.
Brimob Polda Kaltim juga mengintensifkan patroli ke daerah rawan kebakaran sebagai langkah deteksi dini. Langkah ini diharapkan bisa meminimalkan potensi kerusakan lingkungan dan dampak kesehatan akibat asap.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kebakaran hutan dan lahan menjadi jenis bencana paling dominan dalam dua pekan terakhir sejak awal Juli 2025.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, mengatakan bahwa dari 42 kejadian bencana yang tercatat selama Juli, 33 di antaranya merupakan karhutla.
"Memang masih ada beberapa kejadian banjir, tetapi tidak signifikan secara frekuensi dan dampak. Fokus kini beralih ke karhutla," kata dia.
BNPB mencatat selama sepekan terakhir sebaran titik api tercatat meluas di Pulau Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi hingga Sumatera Selatan.
"Khusus untuk kabupaten Riau sedikitnya ada dua kabupaten, Bengkalis dan Kampar yang luas lahan terbakarnya di atas 100 hektare. Hari ini terpantau masih ada lahan yang terbakar," kata dia.
BNPB juga mencatat laporan bahwa titik-titik karhutla juga terpantau di Kalimantan Tengah, dan kebakaran kawasan pembuangan sampah akhir (TPA) di Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
