Balikpapan (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan hewan untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) serta penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) menjelang Idul Adha 1446 hijriah.
"Peternak aktif melaporkan ke kami, jika ada gejala langsung kami tindak lanjuti. Vaksinasi juga sudah dilakukan pada Januari dan Februari lalu," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Peternakan DKP3 Kota Balikpapan Muhammad Bisri di Balikpapan, Senin.
Menurutnya, DKP3 Balikpapan telah melakukan vaksinasi terhadap lebih dari 1.200 ekor ternak di kota setempat, sebagai langkah pencegahan sejak awal tahun.
Sementara kekebalan hewan terhadap penyakit, mulai terbentuk sekitar sebulan setelah penyuntikan, sehingga pelaksanaan vaksinasi pada Januari dan Februari menjadi langkah yang tepat menjelang Idul Adha.
Selain vaksinasi, pengawasan ketat juga diberlakukan terhadap hewan kurban yang didatangkan dari luar daerah seperti dari Pulau Jawa dan Sulawesi.
Setiap pengiriman, wajib disertai dokumen lengkap, termasuk surat keterangan kesehatan hewan, bukti vaksinasi terhadap PMK dan LSD.
Pengawasan awal hewan dari luar dilakukan oleh Balai Karantina, namun pihaknya juga tetap turun ke lapangan untuk memastikan semuanya aman sebelum hewan dijual ke masyarakat.
"Kewaspadaan dan pengawasan ketat tetap kami lakukan mengingat lalu lintas hewan untuk kurban cukup tinggi menjelang Idul Adha,” katanya.
Bisri menyampaikan bahwa DKP3 juga membuka jalur komunikasi dengan peternak dan penjual untuk memastikan hewan yang dijual dalam kondisi sehat.
"Petugas akan terus melakukan pemantauan, inspeksi lapangan, dan pengecekan dokumen hingga hari pelaksanaan kurban," kata menegaskan.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk membeli hewan kurban dari lapak-lapak resmi yang telah mendapat izin dan sertifikasi dari dinas terkait agar terjamin kesehatannya.
PMK merupakan penyakit hewan menular bersifat akut yang menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.
Gejalanya meliputi demam tinggi, air liur berlebihan, luka pada mulut, dan pincang akibat lepuh di kaki. Penyakit ini sangat menular dan bisa menyebar cepat melalui kontak langsung maupun tidak langsung.
Sementara LSD merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh virus dan menyerang sapi, ditandai dengan munculnya benjolan di kulit hewan yang terinfeksi, disertai demam, lesu, serta pembengkakan pada kelenjar getah bening.
"Penyakit ini ditularkan melalui vektor serangga seperti lalat penghisap darah dan nyamuk. LSD beda dengan PMK. Di Jawa masih ada laporan, sehingga ini yang diperketat karena bisa terbawa lewat pengiriman hewan,” kata Bisri.