Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 tinggal beberapa hari lagi. Para pengusaha Kaltim sudah harus bergegas menyiapkan diri jelang era pasar bebas tersebut. Jika strategi perdagangan pelaku usaha Kaltim hanya mengandalkan produk tanpa kekuatan inovasi, produk-produk Kaltim pasti sulit bersaing.
"Para pelaku usaha harus mampu meningkatkan daya saing produk mereka. Apalagi untuk produk yang bisa diproduksi dimana saja dengan biaya yang relatif sama. Mereka yang mampu mengembangkan inovasilah yang akan memenangkan persaingan itu," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM, Ichwansyah, Senin (22/12).
Pemprov Kaltim yang berkewajiban melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha telah melakukan berbagai persiapan dalam upaya menghadapi MEA 2015 tersebut. Diantaranya dilakukan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan maupun bimbingan teknis yang dimaksudkan agar masyarakat pelaku usaha termotivasi untuk melakukan pengembangan produk terutama pengembangan desain, mutu, kemasan, label dan merek sehingga mampu bersaing, baik dari sisi kualitas maupun kesinambungan produk.
"Para pelaku usaha kita juga harus mampu melakukan penguasaan teknik pemasaran global, terutama membaca selera masyarakat kita sendiri dan juga selera pasar negara tetangga," imbuh Ichwansyah.
Lebih jauh dijelaskan Ichwansyah, produk Kaltim nantinya akan bersaing untuk mengisi total populasi masyarakat ASEAN yang mencapai 600 juta jiwa. Sementara penduduk Indonesia sendiri mencapai 250 juta jiwa. Hal ini tentu bisa menjadi potensi pasar yang besar.
Karena itu, diharapkan sinergi antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam menghadapi kondisi pasar terbuka nanti harus dipersiapkan lebih matang. Kaltim tentu tidak ingin mengalami nasib yang sama, seperti ketika diberlakukan perjanjian area perdagangan bebas antara ASEAN dengan China (ASEAN-China Free Trade Area), beberapa tahun lalu.
"Bukannya mampu menggenjot ekspor, saat itu kita justru kebanjiran produk-produk impor dari China, sehingga neraca perdagangan kita menjadi defisit. Ini tidak akan terjadi kalau pelaku usaha kita lebih siap," tegas Ichwansyah. (Humas Prov kaltim/sul)