Kota Balikpapan (ANTARA) - Badan Pariwisata Sarawak (Sarawak Tourism Board/STB) kembali datang ke Balikpapan dan mempromosikan wisata Negeri Burung Kenyalang tersebut.
"Tahun depan, tahun 2025 kami menargetkan tak kurang 569 ribu wisatawan dari Indonesia berkunjung ke Sarawak, baik untuk menikmati keindahan alam atau pun untuk berobat," kata Direktur Pemasaran STB Barbara Benjamin Atan di Balikpapan, Kamis malam.
Ia mengatakan, berobat atau sekarang disebut juga wisata kesehatan, menjadi andalan Sarawak karena layanan rumah sakitnya terkenal efisien dan mengikuti standar tinggi, sementara biaya layanannya bersaing dengan layanan serupa yang diberikan di Penang di semenanjung Malaysia, atau bahkan di Singapura.
"Sebab antara lain bahasa sama, selera makan sama, jadi tidak susah," kata Barbara.
Pihak rumah sakit juga meminimalkan waktu menunggu dan membuat komunikasi yang jelas dengan pasien sehingga pasien dan keluarganya dapat membuat rencana perjalanan yang lebih pasti.
“Tahun lalu, Indonesia menjadi penyumbang terbesar wisatawan kesehatan di Sarawak, terutama dari Kalimantan,” ungkap Barbara.
Lanjutnya Sarawak menawarkan wisata alam untuk petualangan, melihat keindahan pemandangan dan keanekaragaman hayati, mengalami budaya dari masyarakatnya, termasuk budaya masak dan makan (kuliner), dan sejumlah festival kebudayaan-baik budaya tradisional ataupun budaya kontemporer sekarang.
Sarawak memiliki empat taman nasional, antara lain Niah National Park yang memiliki gua-gua prasejarah dan diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Juga Bako National Park di mana pengunjung bisa trekking, berjalan-jalan di hutan melihat beragam kehidupan satwa atau pun tumbuhan.
"Dan dari beberapa banyak festival, kami ada Rainforest World Music Festival setiap bulan Juli yang diselenggarakan di Sarawak Cultural Village, di mana tampil musisi internasional dan lokal, selain juga ada pameran budaya dan sejumlah workshop," papar Barbara.
Pada tahun 2024 ini, Barbara menambahkan, negeri yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur itu sudah menerima kunjungan 540 ribu wisatawan dari Indonesia. Selain lewat udara, wisatawan juga masuk Sarawak dari pintu perbatasan di Entikong dan di Nanga Badau, Kalimantan Barat.
"Selain dari Pontianak, banyak juga yang dari lain-lain Indonesia, apakah Jakarta, Surabaya," kata Barbara.
STB juga melihat pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan sebagai peluang besar untuk memperkuat kerjasama antarnegara, termasuk dalam hal pariwisata. Kedekatan jarak dan pembangunan infrastruktur seperti Jalur Lintas Borneo membuka kesempatan untuk berkolaborasi lebih lanjut.
“Kami berharap pelaku industri wisata dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeksplorasi lebih jauh dan mengenal keunikan produk wisata kami,” ujarnya