Paser (ANTARA) - Anggota DPRD Paser Andi Muhammad Rizal Ashari meminta Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop) memantau harga gas elpiji (LPG) subsidi yang dinilai telah melebihi harga eceran tertinggi.
"Masyarakat mengeluh dengan harga gas elpiji subsidi, " kata Andi Rizal setelah menerima keluhan warga Desa Kerta Bakti Kecamatan Long Ikis, Senin (7/10).
Menurut Andi Rizal, mereka yang mengeluh kebanyakan ibu-ibu karena harga gas Elpiji di warung atau toko melampaui harga standar pemerintah yakni Rp. 22.000, sementara harga di pasaran antara Rp. 28 ribu - Rp40 ribu. Bahkan kadang sampai Rp50 ribu.
"Selain itu, perolehan tabung Gas Elpigi subsidi untuk masyarakat di agen elpigi terbilang sulit. Meskipun ada stok, warga harus mengantri sampai dua hari, " kata Andi Rizal.
Dari keluhan warga Kerta Bakti, Politisi Partai Demokrat ini berharap kepada agen/toko yang menjual Gas Elpiji untuk menyesuaikan harga standar pemerintah daerah atau menyesuaikan SOP yang berlaku.
Selain itu Andi Rizal berharap Pemerintah Desa Kerta Bakti untuk menghidupkan kembali BUMDES yang macet sebagai UD Gas Elpigi.
"Warga berharap BUMDES dapat aktif kembali untuk membantu agen mendistribusikan tabung gas, sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi," kata Andi Rizal.
Menindak lanjuti keinginan warga, ia telah mendatangi Kepala Desa Kerta Bakti dan BPD,.
"Saat ini tengah proses untuk mengaktifkan kembali aktivitas BUMDES terutama untuk penyalur tabung gas subsidi melalui BUMDES Desa Kerta Bakti.
Kepada Disprindakop UKM, ia berharap bisa mengontrol di tiap-tiap toko yang menjual tabung gas subsidi agar menjual harga yang dapat dijangkau masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah. (Adv)