Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DPOP) Kota Balikpapan menilai program pelatihan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) dengan memberdayakan perempuan serta penyandang disabilitas yang digelar Alunjiva Indonesia dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) melalui IDSurvey tepat sasaran.
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pelaku UMKM perempuan dan disabilitas di Balikpapan agar mampu mengembangkan usahanya, produk yang berdaya saing serta membentuk disabilitas yang unggul," kata Kepala DPOP Balikpapan, Cokorda Ratih Kusuma, Rabu (18/9).
Menurut Ratih, UMKM merupakan bagian dari subsektor atau kumpulan program ekonomi kreatif khususnya di bidang pariwisata. Maka pelatihan tersebut sangat diperlukan, terlebih Kota Balikpapan adalah sebagai beranda dari Ibu Kota Nusantara (IKN) dan sedang menuju kota kreatif UNESCO, tentu program mulai dari sosialisasi dan pelatihan sangat diperlukan.
Dia mengungkapkan, jika melihat survei peningkatan kunjungan wisata juga tidak lepas dari produk UMKM, kemudian pementasan seni budaya dan kuliner yang juga memiliki peringkat tertinggi untuk menarik wisatawan.
Menurutnya, semua itu saling berkesinambungan, dimana ada event pasti ada UMKM. Dia juga mengapresiasi kepada Alunjiva Indonesia dan IDSurvey yang telah menggelar program pelatihan di Kota Balikpapan.
"Saya menyambut baik dan berterima kasih atas kegiatan kolaborasi baik dari pihak swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ikut serta mendorong dalam peningkatan pembangunan khususnya di sektor UMKM," katanya.
Ratih mengatakan DPOP Balikpapan melalui bidang kepemudaan juga ada pembinaan untuk penyandang disabilitas. Mereka sudah dilatih dan sudah memiliki produk.
Selain itu juga melalui program dari Kementerian Pariwisata pihaknya sering menggelar sosialisasi dan pendaftaran produk UMKM bagi mereka baik perempuan maupun penyandang disabilitas.
"Bila dilihat datanya itu sudah sampai seratusan," sebut Ratih.
Sementara itu, Nicky Clara selaku Founder Alunjiva Indonesia menuturkan program pelatihan UMKM tersebut berlangsung selama 3 hari, dimulai Selasa (17/9) dilakukan secara luring (luar jaringan).
Dalam pelatihan selama tiga hari para peserta diberikan modul-modul pembelajaran yang berkaitan dengan strategi pengembangan usaha, soft skill kewirausahaan, keberlanjutan usaha, digital marketing serta sosial media usaha.
Berikutnya, seluruh pelatihan dibantu oleh tim fasilitator program yang turut mengevaluasi dan memonitor peningkatan kemampuan peserta dari awal hingga akhir pelatihan.
Nicky Clara mengatakan seluruh peserta memiliki kesempatan untuk berdiskusi secara langsung oleh para pengajar di dalam grup maupun secara langsung. Acara pembukaan pelatihan bertempat di Royal Suite Hotel Balikpapan.
"Setelah tiga hari pelatihan luring, kemudian dilanjutkan pelatihan secara daring (dalam jaringan)," jelasnya.
Nicky mengungkapkan pelatihan secara daring disertai pendampingan berdasarkan klasifikasi jenis usaha bersama para mentor hingga tahapan akhir. Lebih dari 80 pendaftar dari area Balikpapan dan sekitarnya telah diseleksi dan terpilih hanya 23 peserta perempuan dan penyandang disabilitas untuk mengikuti pelatihan.
"Proses seleksi yang dilakukan pada pelatihan UMKM dilakukan dengan teknik In-depth Interview guna mendapatkan peserta yang memiliki potensi dan berkomitmen mengikuti tahapan program hingga akhir," jelasnya.
Dia menyebutkan peserta pelatihan mewakili ragam jenis usaha seperti industri makanan dan minuman, kerajinan dan kreatif, jasa, retail serta industri pakaian.
Kepala Unit TJSL Biro Klasifikasi Indoensia, Arif Bijaksana menambahkan pihaknya melalui IDSurvey berkomitmen kuat untuk terus memberikan kontribusi nyata yang bermanfaat untuk masyarakat luas.
"Khususnya pada hari ini di wilayah Balikpapan menekankan pada perekonomian dan kesetaraan sebagai landasan utama untuk mencapai kesejahteraan," katanya.
Dikemukakannya program yang digelar tersebut bukanlah menjadi akhir namun diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Arif berharap program yang diusung dapat menjadi wadah yang efektif dan inklusif untuk pelaku UMKM khususnya kaum perempuan dan penyandang disabilitas dalam mengembangkan kapasitasnya dan keterampilan yang dimiliki. (Adv)