Sangatta (ANTARA) - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Darsafani mengungkapkan bakal ada investor dari negara Cina yang
bakal berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy.
“PT. Anhui Guangxin Agrichemical dari China sudah mengunjungi lokasi, mereka menyatakan berminat untuk berinvestasi,” katanya di Sangatta, Kamis.
Ia mengatakan PT. Anhui Guangxin Agrichemical sudah meninjau lokasi KEK Maloy sebanyak dua kali. Pada kunjungan pertama PT. Anhui memastikan sarana dan prasarana yang ada di sana terpenuhi seperti air bersih, jaringan, infrastruktur jalan, listrik, dan pelabuhan.
Kunjungan yang kedua mereka melakukan penawaran sewa lahan KEK Maloy, nilai sewa tanah yang telah ditentukan sebesar Rp1.550 per meter.
Menurutnya, dari penawaran yang kami tetapkan, mereka menawar Rp600. Itu terlalu redah, jika mereka setuju dengan ketetapan harga tersebut, jika mereka terima maka secepatnya akan dilakukan MoU.
"PT Anhui akan membangun pabrik pupuk kimia di wilayah KEK Maloy, dengan total lahan yang direncanakan seluas 1.000 hektar.
Darsafani mengungkapkan di wilayah tersebut memang ada 1.000 hektar, 500 hektar milik masyarakat dan 500 milik pemerintah daerah. Namun, pihaknya ingin melihat keseriusan investor tersebut.
“Kami menyiapkan 300 hektar terlebih dahulu, melihat keseriusan mereka. Jangan sampai mereka menguasai lahan tetapi tidak dibangun,” katanya.
Lanjutnya, terkait perizinan KEK Maloy telah mendapat dua perizinan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Saat ini KEK Maloy tinggal menunggu perizinan dari Kementerian Perhubungan, dalam waktu dekat izin tersebut akan keluar.
“Mudah-mudahan dalam minggu ini atau minggu depan sudah keluar. Kalau sudah ada maka investor sudah dapat beroperasi di KEK Maloy tersebut,” kata Darsafani.