Para tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Timur (Kaltim) dalam dialog publik membahas peran NU dalam menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
"Dialog ini bertujuan untuk mendorong partisipasi NU demi membangun Kaltim dan berperan aktif dalam penyelenggaraan Pilkada," kata Ketua GP Ansor Kaltim HM Fajri Al Farobi sebagai penyelenggara di Samarinda, Kamis.
"Dialog ini bertujuan untuk mendorong partisipasi NU demi membangun Kaltim dan berperan aktif dalam penyelenggaraan Pilkada," kata Ketua GP Ansor Kaltim HM Fajri Al Farobi sebagai penyelenggara di Samarinda, Kamis.
Dikemukakannya bahwa dengan kualitas, kuantitas, dan kapasitas kader yang mumpuni, sudah saatnya NU mendorong kadernya sendiri untuk menjadi pemimpin dalam perhelatan Pilkada tahun ini.
Dialog ini menghadirkan sejumlah kader NU potensial di Kaltim, seperti Syafruddin dari PKB, Syafaruddin yang saat ini menjadi Tim Wali Kota Akselerasi Pembangunan Samarinda, Sapto Setyo Pramono dari Partai Golkar, dan akademi yang juga Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda Prof Zurqoni.
"Jika ditilik, masyarakat dari kalangan NU di Kaltim cukup besar. Berdasarkan survei nasional, jumlah kader NU mencapai 53,7 persen di Indonesia dan 59,1 persen di Kaltim," ujar Farobi.
Hal ini terbukti dengan kemenangan calon-calon yang didukung NU di Pilkada Kaltim, seperti Andi Harun di Samarinda, Ardiansyah di Kutai Timur, Gamalis di Berau, dan Rahmad Mas'ud di Balikpapan.
Meskipun kader NU tersebar di berbagai partai politik, GP Ansor akan melakukan komunikasi untuk membangun konsolidasi dan mendorong kader terbaiknya.
"Ansor sendiri memiliki kader di Gerindra, Golkar, PKB, PPP, dan lainnya. Tinggal bagaimana membangun komunikasi dan menyamakan visi," tutur Farobi.
Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda Prof Zurqoni menegaskan pentingnya regenerasi kepemimpinan di Samarinda, dimana mayoritas merupakan kader-kader NU.
"Desain kebijakan akademik UINSI diarahkan pada regenerasi kepemimpinan," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa perguruan tinggi memiliki kriteria khusus dalam mencetak calon pemimpin masa depan. "Perguruan tinggi punya tanggung jawab untuk menyiapkan SDM unggul yang memiliki karakter dan integritas," imbuhnya.
Terkait Pilkada Kaltim, Zurqoni tidak secara gamblang menyatakan dukungannya kepada salah satu tokoh politik. Baginya yang terpenting ialah peran NU maupun organisasi Islam lainnya tentu diharapkan mempertajam partisipasinya mewujudkan Pilkada yang damai, jujur dan adil.
"Suara-suara masyarakat perlu didengar untuk menentukan arah pembangunan Kaltim ke depan," tutup Zurqoni.