Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menguatkan sinergi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan guna mengatasi inflasi dan ketahanan pangan.
"Upaya pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan secara parsial, tapi harus melibatkan semua tingkatan pemerintahan dan sektor terkait," tutur Akmal Malik di Samarinda, Rabu.
Sinergi itu, menurutnya, diperlukan karena persoalan ketersediaan pangan, harga, dan regulasi-nya tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu pihak, seperti pemerintah pusat, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten saja.
"Kita membutuhkan kerja sama erat antara Bulog, distributor, dan agen-agen yang bertanggung jawab dalam distribusi kebutuhan pangan," kata Akmal Malik.
Ia mengatakan Kaltim telah mengambil langkah-langkah inovatif untuk mengatasi inflasi, berupa sistem peringatan dini sebagai pendeteksi tren harga sembilan bahan pokok.
"Jika dalam dua minggu terjadi tren kenaikan harga, kami segera mengambil tindakan untuk mengintervensi pasar," ujarnya.
Baca juga: MUI Kaltim gencarkan program Ulama Peduli Inflasi
Baca juga: MUI Kaltim gencarkan program Ulama Peduli Inflasi
Pj Gubernur juga menyatakan pembukaan toko penyeimbang harga di Pasar Segiri Samarinda juga menjadi salah satu terobosan menjaga stabilitas harga pangan.
"Itu adalah langkah yang kami banggakan. Kami juga segera menyiapkan toko penyeimbang di Kabupaten Berau dan Penajam Paser Utara," tuturnya.
Akmal Malik mengharapkan inflasi di Kaltim dapat dikendalikan dan pasokan pangan tetap terjaga, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir atas kenaikan harga yang tidak terduga.
Sementara, Ketua DPRD Kalimantan Timur Hasanuddin Mas'ud menyampaikan harapan terhadap Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bersama pemerintah provinsi dan seluruh pemangku kepentingan di Kaltim.
"Kami optimistis gerakan itu dapat menyeimbangkan harga pangan dan memastikan ketersediaan stok, khususnya beras, yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat," kata legislator yang akrab disapa Hamas.
Langkah kolaboratif itu, lanjutnya, membantu memastikan harga beras dan pangan lain terjangkau bagi masyarakat.
"Ketersediaan dan harga yang terjangkau adalah kunci. Tapi, kita juga harus memikirkan kelanjutan pasokan agar tidak terjadi masalah di kemudian hari," ujar Hamas.
Baca juga: Bulog Samarinda gelar 46 kali operasi pasar tekan inflasi
Baca juga: Bulog Samarinda gelar 46 kali operasi pasar tekan inflasi