Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Timur (Kaltim) menggencarkan program Ulama Peduli Inflasi untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perilaku hemat dan menghindari pembelian yang tidak perlu, terutama selama Ramadhan.
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang nilai ibadah puasa yang tidak hanya sebatas menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih untuk mengendalikan diri berperilaku boros," kata Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid di Samarinda, Rabu.
Rasyid menyampaikan dalam program ini, MUI Kaltim memberikan arahan kepada para dai agar memberikan edukasi bagi umat Islam setempat menghindari berbelanja yang berlebih-lebihan serta menekankan bahwa dari perspektif ajaran Islam, pemborosan adalah perilaku yang dilarang karena dapat memicu inflasi.
"Di bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat mengajarkan umat untuk mengendalikan keinginan yang berlebihan," ujarnya.
Dalam program tahun kedua ini, para dai diajak untuk menyisipkan pesan-pesan tentang ekonomi dan inflasi dalam ceramah Ramadhan mereka.
"Masyarakat cenderung lebih bisa menerima pesan ketika yang menyampaikan adalah para ulama, sehingga keterlibatan para mereka amat penting dalam membantu menekan laju inflasi daerah," ungkapnya.
Menurutnya, Ulama Peduli Inflasi dapat membantu masyarakat memahami bahwa mengendalikan keinginan tidak hanya bernilai tinggi secara agama, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan ekonomi dan penekanan inflasi.
"Dengan demikian, kami berharap dapat menciptakan sinergi antara ajaran agama dan upaya pemerintah dalam menciptakan daya tahan ekonomi yang kuat," tutur Rasyid.