Samarinda (ANTARA Kaltim) - Tahapan dan proses pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) yang dijadwalkan pada 9 Juli diprediksi sangat rentan terjadinya gesekan akibat perbedaan pilihan calon dan pandangan politik. Kampanye yang tidak jarang dibumbui kampanye hitam sangat mungkin menimbulkan konflik yang pasti merugikan.
Menghindari terjadinya konflik yang pasti akan merugikan itu, diperlukan kedewasaan bersama seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kondusifitas lingkungan agar tidak sampai terjadi gangguan keamanan yang meluas.
"Kami mengajak seluruh masyarakat Kaltim untuk menjaga kondusifitas di lingkungan masing-masing, mulai aparatur terbawah hingga gubernur harus berperan aktif mengamankan pilpres nanti," kata Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak, belum lama ini.
Menurut gubernur, tanggung jawab untuk menciptakan suasana yang aman dan kondusif itu bukan hanya menjadi tugas aparatur keamanan, tetapi diperlukan juga partisipasi masyarakat untuk menunjang sukses penyelenggaraan pilpres. Diharapkan seluruh pendukung calon presiden (Capres) memiliki komitmen yang sama untuk menyukseskan Pilpres, sehingga kondusifitas daerah akan tetap terjaga dengan baik.
"Kita harus belajar dari pemilihan legeslatif 9 April lalu yang berlangsung sukses, aman dan damai. Pilpres juga harus tetap aman dan kondusif," tegasnya.
Lanjut Awang, kedua Capres merupakan figur-figur terbaik Indonesia, sehingga siapapun yang kelak mendapat amanah rakyat untuk memimpin Indonesia harus dihormati dan dihargai. Hal terpenting yang harus dilakukan sekarang adalah rakyat menggunakan hak pilih sesuai dengan hati nurani dan tidak golput.
“Saya berharap, masyarakat berbondong-bondong pada hari pemilihan menuju tempat pemungutan suara untuk mengunakan hak pilih. Pilihlah Capres yang sesuai dengan hati nurani masing- masing, jangan sampai Golput,†ajak gubernur. (Humas Prov Kaltim/sar).