Balikpapan (ANTARA) -
Akmal Malik, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, pengganti Isran Noor yang telah memasuki akhir jabatannya pada Oktober 2023 lalu, memiliki imajinasi untuk menciptakan wisata eksotis di tanah Borneo, lebih lagi Kaltim.
Wisata eksotis dalam imajinasi Akmal adalah wisata susur perairan seperti yang ada di Thailand, tepatnya di Chao Phraya yang bisa menghasilkan pendapatan cukup menggiurkan per harinya.
“Wisata susur perairan ini cocok dikembangkan di Kota Balikpapan,” kata Akmal, di Balikpapan, Rabu (31/1).
Bila melihat dari letak geografis-nya, Kota Balikpapan yang memiliki luas 503,3 Kilometer persegi ini memiliki wilayah 85 persen berbukit-bukit serta 12 persen berupa daerah datar yang sempit, terutama berada di daerah aliran sungai (DAS) dan sungai kecil serta pesisir pantai yang terbentang sepanjang 79,6 kilometer.
Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Selat Makasar, memiliki teluk yang dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.
Bicara wisata susur air, Balikpapan sebenarnya memiliki wisata susur teluk menggunakan kapal Mahligai Phinisi, hasil kolaborasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DPOP) Balikpapan dan investor dari sektor swasta yang mampu mencakup 50 penumpang di setiap keberangkatannya.
Mahligai Phinisi ini resmi diluncurkan oleh DPOP Balikpapan pada Oktober 2023 silam, dengan dua jadwal pelayaran yaitu pagi sekitar pukul 08.00-11.00 wita dan 16.00-19.00 wita.
Dari kapal Mahligai Phinisi iitu, sektor pariwisata Balikpapan menjual wisata bahari dengan trip menyusuri teluk Balikpapan hingga kurang lebih tiga jam lamanya dengan titik permulaan dari Pelabuhan Somber, Balikpapan Utara.
Sepanjang perjalanan, para pelancong akan dibawa hingga di pertengahan antara Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), juga bisa melihat langsung proyek pembangunan jembatan penghubung Balikpapan-PPU. Tak hanya itu, pengunjung juga disuguhi beragam industri yang ada di Teluk Balikpapan.
Bila berlayar di sore hari, pengunjung disuguhkan pesona keindahan Kota Balikpapan yang memiliki pemukiman atas air, serta pesona kilang minyak Balikpapan dengan suguhan obornya pada malam hari.
Kendati demikian, tak menutup pikiran Akmal untuk mengusulkan ide-nya untuk menambah destinasi serupa di Kota Balikpapan. Terdapat dua tempat yang disebut Akmal cocok untuk mengembangkan wisata itu.
Keduanya adalah daerah Somber tepatnya di Hendrawisata Pesona Mangrove, dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Manggar. Tentu dua tempat ini akan memberikan pemandangan yang berbeda atau bisa melengkapi wisata susur teluk dari Mahligai Phinisi Balikpapan yang juga kapasitasnya terbatas.
Jika Mahligai Phinisi mengajak pengunjung untuk menyusuri teluk, maka dari Hendrawisata Pesona Mangrove bisa menyusuri di kawasan mangrove melalui jalur perairan.
Sepanjang perjalan itu, pelancong nantinya akan menikmati beragam jenis pohon bakau yang didominasi Rhyzopora Mucronata, selain itu juga terdapat hewan endemik khas Kalimantan yakni bekantan.
Kemudian untuk di DAS Manggar yang terletak di Balikpapan Timur, bisa berkolaborasi dengan nelayan di kawasan itu, serta warga sekitar.
Gambarannya, nelayan itu setelah memancing tak hanya menjual ke pasar, namun juga bisa mengajak pengunjung ikut memancing dan langsung dibuat wisata kuliner di atas kapal sambil menyusuri DAS Manggar.
DAS Manggar terletak di pesisir Kota Balikpapan bagian Utara hingga Timur Balikpapan dengan infiltrasi air laut kurang lebih 20 kilometer dari Muara Sungai. Di DAS tersebut memiliki keunikan ekosistem yang memberikan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna.
Andai imajinasi itu terealisasi, maka Kota Balikpapan yang dikenal sebagai kota industri ini memiliki 3 wisata susur air yang bisa menjadi pilihan pengunjung di Kota Balikpapan, serta bisa menjadi menjadi obyek wisata favorit untuk warga yang berkunjung ke IKN, sebab bila IKN nanti sudah pindah, maka Balikpapan sebagai kota terdekat dengan PPU akan menjadi Tanggerang-nya Kota Jakarta alias menjadi kota penopang di IKN.
“Sejauh ini, mereka jauh-jauh dari luar Kalimantan ke sini hanya melihat titik 0, kan sayang, padahal banyak potensi yang bisa dikembangkan,” tuturnya.
Dengan adanya wisata itu, maka embel-embel kota industri itu bisa berkembang menjadi industri pariwisata, sebab kata akmal di era modern ini wisata juga termasuk industri. Dalam arti dari sektor pariwisata bisa mengembangkan industri kreatif dengan menjual budaya khas Balikpapan.
“Kemudian Dari wisata itu, bisa menghidupkan sektor lainnya, seperti sektor jasa transportasi, Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) dan Ekonomi Kreatif (Ekraf),” ujarnya.
Dari jasa transportasi ini, Akmal menyarankan sektor pariwisata untuk menggandeng mereka sebagai influencer, fungsinya untuk menjadi penawar kepada pengunjung untuk melihat destinasi wisata, hal ini tidak hanya berlaku di Balikpapan namun untuk seluruh wisata yang ada di Kaltim.
Imajinasi itu terlintas saat menyusuri sungai Somber dengan Stand Up Paddle
Stand Up Paddle merupakan selancar dayung berdiri dari olahraga air yang lahir dari selancar dengan akar modern di Hawaii, Saat berkujung di Hendrawisata Pesona Mangrove Balikpapan Barat, Selasa (30/1) Pj Gubernur menunjukkan kemahirannya menggunakan Stand Up Paddle.
Akmal hampir 30 menit berdiri di atas paddle board dan mengayuh-nya untuk mengitari kolam pemancingan di obyek wisata tersebut. Merasa tak puas Akmal lantas membawa peralatannya menuju dermaga Hendrawan Pesona Mangrove untuk menyusuri sungai di kawasan Somber hingga hampir 1 jam lamanya.
“Hal pertama yang saya lihat itu awalnya banyak sampah, tapi itu kan nanti bisa dibersihkan, kemudian saya lihat lebih jauh ini sangat eksotis dan saya berimajinasi, ini dikembangkan menjadi wisata susur perairan,” ungkap akmal yang duduk berasa pemilik Hendra Wisata Manggrove yaitu Anwar Sadat, dan kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DPOP) Balikpapan dr.Cokorda Ratih Kusuma dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim Ririn Sari Dewi.
Hendrawisata Pesona Manggrove merupakan salah satu wisata yang dikelola secara pribadi sejak dua tahun yang lalu, di obyek wisata itu, pengunjung diajak melihat eksotisnya Manggrove di Utara Kota Balikpapan, di obyek wisata itu juga terdapat vila untuk menginap wisatawan, serta terdapat kolam pemancingan dan dermaga untuk memancing ke arah sungai.
“Coba bapak bayangkan, seandainya dari dermaga itu juga ada kapal, kemudian di kapal itu ada meja makan dan hiburan akustiknya, itu akan menjadi sangat mahal. Ikan Baronang yang biasanya seharga Rp15 ribu, bisa dijual Rp30 ribu, sebab dari kapal itu bisa menjadi 2 in 1," katanya.
Menurut Akmal, imajinasi merupakan kunci awal sebelum upaya dan realisasi, namun untuk merealisasikannya butuh kerja sama semua pihak serta keberanian dari. Akmal pun tak lupa mengapresiasi kepada Anwar Sadad yang berani memulai untuk membuka obyek wisata itu.
Di sisi lain, Akmal juga meminta peran pemerintah baik itu pemerintah kabupaten atau kota maupun pemerintah provinsi. Akmal meyakini mereka yang berani membuka usaha ini secara finansial sudah tidak diragukan, namun akan sia-sia bila pemerintah abai
Lantas Akmal menyarankan untuk kegiatan seperti diskusi atau kegiatan lainnya agar digelar ditempat wisata, agar pelaku wisata itu turut mendapatkan perhatian dan menujukan bahwa pemerintah itu hadir.
Selain itu, Akmal juga menyarankan untuk pemerintah agar sering menggelar kegiatan untuk memperkenalkan sektor wisata, sebab sektor wisata ini merupakan sektor yang sangat menjanjikan.
Sementara itu, kepala DPOP Balikpapan dr.Cokorda Ratih mengupayakan untuk merealisasikan apa yang menjadi harapan dari pj Gubernur. Kendati demikian, harus terlebih dulu bergabung di Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
"Untuk Hendrawisata Pesona Manggrove ini juga kami sarankan untuk bergabung ke sana," tutur Ratih.