Balikpapan (ANTARA) - BMKG Stasiun Balikpapan menyebut jumlah titik panas di Provinsi Kaltim terus menurun dalam tiga hari, dari 183 titik pada Minggu (5/11) menjadi 148 pada Senin (6/11) dan turun lagi menjadi 62 titik pada Selasa (7/11).
"Sebanyak 62 titik panas ini terpantau sepanjang Selasa kemarin, mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman-Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Rabu.
Ia mengatakan penurunan jumlah titik panas ini akibat dua hal. Pertama, adanya curah hujan di sejumlah wilayah di Kaltim. Kedua, adanya kesadaran warga tidak melakukan pembakaran, termasuk tidak membakar saat mengelola lahan.
Sebanyak 62 titik panas yang merupakan indikator awal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu terpantau di lima kabupaten, yakni di Kabupaten Paser sebanyak sembilan titik, Kutai Barat (5), Kutai Timur (29), Kutai Kartanegara (17), dan Kabupaten Berau dua titik panas.
Sedangkan 148 titik yang terpantau pada Senin (6/11) tersebar di enam kabupaten, yakni di Kabupaten Paser (28 titik), Kutai Barat (32), Kutai Timur (60), Kutai Kartanegara (4), Berau (23), dan Kabupaten Mahakam Ulu satu titik.
Ia mengatakan informasi terkini mengenai sebaran titik panas itu telah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi dan kabupaten masing-masing agar dapat ditindaklanjuti.
Diyan juga meminta kepada warga untuk membantu mencegah karhutla, antara lain dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan dan tidak melakukan pembakaran untuk membuka atau membersihkan lahan.
Dari 68 titik panas yang tersebar di lima kabupaten, di antaranya Kutai Barat yang terpantau lima titik, tersebar pada tiga kecamatan, yakni Damai (1), Muara Pahu (2), dan Kecamatan Siluq Ngurai (2).
"Di Kutai Kartanegara yang terpantau 17 titik panas, tersebar di empat kecamatan, yakni Tabang (3), Muara Muntai (1), Muara Kaman (2), dan Kecamatan Kembang Janggut terdeteksi 11 titik panas," kata Diyan.