Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, melakukan aksi gizi di sekolah sebagai upaya pencegahan stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kurang asupan gizi di daerah berjuluk Benuo Taka itu.
"Penanganan gangguan pertumbuhan anak merupakan prioritas nasional sehingga pencegahan stunting harus dilakukan dengan program yang tepat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Jansje Grace Makisurat di Penajam, Jumat.
Program pencegahan kekerdilan atau gangguan pertumbuhan anak yang dijalankan di antaranya, lanjut dia, aksi bergizi dengan menerjunkan petugas ke sekolah di daerah itu setiap satu pekan sekali.
Program aksi bergizi di sekolah itu merangkai kegiatan olahraga, sarapan bersama, dan pemberian tablet penambah darah untuk remaja putri.
Pemberian tablet penambah darah kepada remaja putri di setiap sekolah itu sebagai upaya pencegahan gangguan pertumbuhan anak sejak dini.
Dinas Kesehatan menjalankan program pencegahan kekerdilan anak lainnya dengan menyasar calon pengantin di daerah berjuluk Benuo Taka itu.
Edukasi menyangkut pentingnya asupan gizi yang cukup agar kondisi kandungan tetap sehat, sehingga bayi dapat lahir dan tumbuh normal sangat penting diberikan kepada calon pengantin.
"Kami berikan edukasi mengenai cara pencegahan anak lahir stunting kepada calon pengantin," ujarnya.
Penanganan gangguan pertumbuhan anak juga dilakukan dengan pemberian bantuan tambahan gizi kepada anak yang tercatat mengalami gangguan pertumbuhan di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Saat ini balita yang terdata mengalami kekerdilan di Kabupaten Penajam Paser Utara sekitar 1.034 orang, di Kecamatan Penajam 345 anak, Kecamatan Waru 24 orang, Kecamatan Babulu 311 balita dan di Kecamatan Sepaku 354 orang, dan masih terus dilakukan pendataan.
Penanganan stunting bukan mengobati dan memberikan bantuan tambahan gizi saja, tetapi pencegahan sejak dini melalui penyuluhan atau sosialisasi juga sangat penting, demikian Jansje Grace Makisurat.