Samarinda (ANTARA) -
Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman Purwadi Purwoharsojo mengatakan Pemerintah Kota Samarinda sukses dalam melakukan perencanaan restrukturisasi Pasar Pagi mestinya dibarengi dengan kesuksesan relokasi para pedagang.
"Samarinda bisa belajar dari Yogyakarta telah berhasil melakukan relokasi pasar dengan memperhatikan kepentingan para pedagang dan masyarakat," kata Purwadi di Samarinda, Senin.
Ia mengatakan, Yogyakarta melakukan relokasi pasar dengan baik, para pedagang tidak merasa dirugikan dengan pemindahan itu. Mereka tetap bisa berdagang di tempat yang layak dan nyaman.
Purwadi menuturkan, soal relokasi sementara pedagang Pasar Pagi, semestinya mereka diberikan fasilitas yang memadai, seperti sekat, toilet dan parkir untuk pengunjung. Selain itu, mereka juga mendapat bantuan modal usaha dari pemerintah.
Ia mengatakan, relokasi pedagang Pasar Pagi seharusnya disiapkan jauh sebelum penetapan anggaran, sehingga ada kejelasan wadah relokasi yang memadai, lengkap dengan sosialisasi yang masif dari Pemkot Samarinda.
Ia menilai para pedagang Pasar Pagi seperti pedagang ayam kehilangan induk. Mereka tidak tahu mau pindah ke mana dan bagaimana nasib mereka nanti.
Purwadi juga mengkritik proses relokasi Pasar Pagi yang dinilainya terburu-buru dan tidak transparan.
Selain itu juga kurangnya komunikasi dan sosialisasi dari pihak Pemkot Samarinda kepada para pedagang terkait rencana pembangunan pasar modern di lokasi Pasar Pagi.
"Tempat relokasi harus sudah jelas dan siap pakai. Jangan sampai ada ambisi bernuansa politis dalam proyek ini. Seakan kejar tayang proyek tanpa memikirkan dampak sosialnya," tandasnya.
Purwadi juga menyarankan agar Pemkot Samarinda memperhatikan aspek ekonomi dari relokasi pasar.
Ia menyebutkan, Pasar Pagi merupakan sumber penghasilan bagi ribuan pedagang dan juga pemasok kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. Oleh karena itu relokasi pasar jangan sampai merugikan pedagang, karena tempat baru tidak strategis atau tidak diminati pembeli.
“Pemkot Samarinda harus berupaya supaya omset para pedagang tetap stabil setelah direlokasi,” ucap Purwadi.
Ia juga mengingatkan Pemkot Samarinda harus jelas dan transparan soal rencana relokasi Pasar Pagi seperti menyampaikan detail lokasi, gambar, dan model calon tempat relokasi kepada para pedagang sejak awal.
“Merestrukturisasi Pasar Pagi bukan perkara yang mudah. Hal ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah, pedagang dan masyarakat,” pungkas Purwadi.