Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 120 anak disabilitas atau bertalenta khusus di Riau antusias mengikuti ajang kreasi disabilitas intelektual sekaligus meramaikan HUT Special Olympics Indonesia (SOIna) XXXIV tahun 2023 digelar di Ballroom Dang Merdu BRK Syariah, Pekanbaru, Sabtu.
Anak berkebutuhan khusus itu selain menampilkan drama musikal anak-anak, mereka juga bermain angklung, bernyanyi, menari, hingga main drama.
"Ajang bertalenta ini digelar memberikan ruang bagi anak disabilitas dalam menyalurkan hobi, menuangkan ide atau gagasan kreatif yang, sekaligus melatih daya kreativitas sebagai sarana pengembangan diri, minat dan bakat bagi disabilitas intelektual dan hiburan yang mendidik," kata Ketua Pengurus SOIna Provinsi Riau, Novilia.
Novilia mengatakan ajang kreasi disabilitas intelektual sekaligus akan menjadi cikal bakal pembentukan sanggar atau klub pentas SOIna di Provinsi Riau.
"Keberadaan sanggar ini kelak akan menjadi wadah sebagai ajang kreasi disabilitas intelektual dalam menggali potensi dan bakat-bakat mereka yang selama ini mungkin belum tersalurkan dengan baik dan tidak sempat berkembang," katanya.
"Semoga SOIna semakin maju, tidak hanya maju dalam bidang olahraga saja tapi juga seni," Ketua TP PPK Provinsi Riau Misnarni berharap SOIna.
Ketua Umum Pengurus Pusat Special Olympics Indonesia (SOIna), Warsito Ellwein mengatakan penyandang disabilitas/anak bertalenta khusus harus diberikan ruang yang luas agar mereka bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan kreatifitas.
"Penyandang disabilitas yang selama ini hanya dipandang sebagai anak yang cacat, idiot, dan dipinggirkan, sebenarnya telah memberikan bukti nyata bahwa mereka bisa membanggakan Indonesia sesuai dengan kemampuan. Bahkan tidak sedikit dari anak berkebutuhan khusus bisa mengikuti ajang bergengsi dan akhirnya berhasil membawa pulang berbagai medali," kata Warsito.
Menurut Warsito anak disabilitas juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus ini yakni dari sisi kecerdasan intelektual yang dibawah 70 persen. Sementara mereka juga memiliki kelebihan yaitu kecerdasan kalbu.
Artinya katanya mereka tidak mampu melakukan sesuatu dengan kepala (otak) tetapi bisa dengan hati (insting).
"Kita harus membuka ruang seluas-luasnya untuk anak disabilitas supaya mereka mampu mengembangkan profesi sesuai dengan kecerdasan kalbunya, bukan dengan kecerdasan intelektual," demikian Warsito Ellwein.
120 anak disabilitas antusias ramaikan HUT (SOIna) XXXIV
Minggu, 20 Agustus 2023 5:43 WIB