Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah akan memindahkan pramuka Indonesia yang sedang mengikuti Jambore Dunia di Saemangeum, Korea Selatan, untuk mengantisipasi cuaca topan khanun yang diperkirakan mendekati wilayah tersebut pada 9-10 Agustus 2023.
“Ada rencana baru yang sudah dibikin, dan anak-anak kita menurut rencana akan mulai dipindahkan besok. Besok sekitar siang dan sore,” kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Retno mengatakan pada Senin pagi, dirinya telah berkomunikasi dua kali dengan tim Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang berada di Korsel. Menurut informasi yang diperoleh Kemenlu, terdapat perkiraan topan khanun akan mendekati lokasi penyelenggaraan Jambore Dunia. Karena itu, Tim Kedutaan Besar RI (KBRI) di Korsel akan membantu sepenuhnya upaya untuk memindahkan pramuka Indonesia.
“Jadi tim kita sudah bergerak cepat baik tim dari Pramuka itu sendiri yang tentunya sangat dibantu oleh tim KBRI kita,” ujarnya.
Baca juga: Wagub Kaltim lepas kontingen pramuka ikuti jambore internasional
Retno memohon doa agar proses pemindahan Pramuka Indonesia berjalan lancar dan selamat. Dia juga memastikan bahwa delegasi Pramuka Indonesia belum akan dipulangkan, melainkan hanya dipindahkan untuk mengantisipasi cuaca buruk.
Pihak KBRI di Korsel, kata Retno, sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk lokasi yang menjadi tempat tujuan pemindahan Pramuka Indonesia.
Hingga Minggu (6/8), informasi dari delegasi KBRI Seoul menyebutkan sebanyak 1.500 pramuka berada dalam kondisi baik-baik saja. Hanya saja, diakui Jambore Dunia menghadapi tantangan cuaca yang teramat panas dari waktu ke waktu.
Jambore Pramuka Dunia yang dihelat setiap empat tahun, diikuti sekitar 43.000 anak muda dari 158 negara pada tahun ini. Pada 2023, para peserta Jambore Dunia di Korsel berhadapan dengan tantangan cuaca panas dengan suhu mencapai 38 derajat celsius dan kelembapan tinggi.
Baca juga: Wagub Kaltim harapkan Indonesia tuan rumah Jambore Pramuka Dunia