London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat (6/7/2023), memperpanjang kerugian untuk hari keempat beruntun, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London berkurang 2,17 persen atau 161,60 poin menjadi menetap di 7.280,50 poin.
Indeks FTSE 100 merosot 1,03 persen atau 77,62 poin menjadi 7.442,10 poin pada Rabu (5/7/2023), setelah menyusut 0,10 persen atau 7,54 poin menjadi 7.519,72 poin pada Selasa (4/7/2023), dan tergerus 0,06 persen atau 4,27 poin menjadi 7.527,26 poin pada Senin (3/7/2023).
Dari 100 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks FTSE 100, hanya empat saham yang berhasil mencatat keuntungan, sementara 95 saham mengalami kerugian dan satu saham diperdagangkan tidak berubah.
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan perdagangan dan pertambangan komoditas multinasional Swiss Glencore PLC yang terperosok 5,50 persen; serta perusahaan pertambangan yang memiliki dan mengoperasikan tambang tembaga di Chile dan melakukan kegiatan eksplorasi di Chile dan Peru Antofagasta PLC anjlok 5,34 persen.
Sementara itu, United Utilities Group PLC, perusahaan jaringan utilitas yang menawarkan layanan air bersih dan air limbah bagi klien di Inggris meningkat 1,54 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia Polymetal International PLC yang bertambah 1,52 persen; serta perusahaan peritel bahan makanan dan barang dagangan umum multinasional Inggris Tesco PLC menguat 0,20 persen.
Saham Inggris rugi hari keempat
Jumat, 7 Juli 2023 5:34 WIB