Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan Kota (Dinkes) Balikpapan terus melakukan tindakan pencegahan atas penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Kami terus mengingatkan masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk, juga menutup wadah-wadah air bersih,” kata Kepala Dinas Kesehatan dr Andi Sri Juliarty, Jumat.
Pemberantasan sarang nyamuk bisa dengan bergotong royong melancarkan saluran air, mengubur barang-barang bekas atau sampah yang bisa jadi penampung air yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, serangga yang menularkan virus DBD, Terutama juga menguras tempat-tempat air.
Dinas Kesehatan juga mengaktifkan kader-kader juru pemantau jentik (jumantik) yang ada di kelurahan. Mereka aktif membagikan larvasida atau bahan kimia pembunuh larva serangga, terutama nyamuk.
Ada pula hal kelambu air, yaitu alat yang digunakan menutup tempat air agar tidak bisa dimasuki nyamuk yang ingin bertelur. Menurut Kadinkes Juliarty, kelambu air cukup efektif menghambat perkembangan nyamuk demam berdarah.
”Kita juga mewaspadai kondisi cuaca saat ini, yang walaupun sudah masuk musim kemarau, tapi ternyata masih banyak hujan,” kata Kadinkes.
Air hujan yang tertampung pada berbagai tempat dapat menjadi tempat nyamuk bertelur dan berkembang biak.
Karena itu peran kader jumantik menjadi penting di setiap lingkungan.
Sampai dengan pekan ke-23 tahun 2023 ini, hanya ada 2 korban DBD hingga fatal alias meninggal dunia. Keduanya merupakan anak-anak.
”Semoga tidak ada korban lagi,” harap Kadinkes. Tahun 2022, tercatat 7 orang yang sebagian besarnya anak-anak yang meninggal dunia.
DBD disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di dalam darah virus berkembang biak sehingga mengakibatkan penderita kehilangan banyak sel darah merah, yang bila tak ditangani bisa membawa pada kematian. ***