Samarinda (ANTARA) - Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi, dan UMKM, (Disperidagkop) Provinsi Kaltim segera melaksanakan operasi pasar menyusul adanya kenaikan harga cabai di sejumlah pasar tradisional yang ada di wilayah setempat.
Kepala Disperindagkop Kaltim, Muhammad Sa'duddin mengatakan harga cabai di Kaltim saat ini meningkat di atas 3 persen sejak pekan lalu. Per 15 September 2022, kenaikan harga cabai bahkan mencapai 8 persen. Dengan rata-rata harga komoditi cabai merah besar mencapai Rp 58 ribu per kilogram (kg). Cabai merah keriting Rp 57 ribu per kg, dan cabai rawit merah Rp 60 - 62 ribu per kg
"Harga di kabupaten/kota kan tidak seragam. Kami akan memilih daerah yang harganya paling tinggi, lalu kami lakukan target operasi pasar," kata Muhammad Sa'duddin di Samarinda, Minggu.
Selain operasi pasar, pihaknya juga mempersiapkan memberi subsidi ongkos angkut untuk distribusi komoditas cabai.
Subsidi ongkos angkut ini, akan diberikan dalam dua jalur yakni dari jalur sentra produksi ke wilayah Kaltim, maupun jalur distribusi antar kabupaten/kota di Kaltim.
"Kita lihat dulu kondisinya nanti. Kalau yang tinggi harganya antara daerah pemasok dengan Kaltim, kita akan subsidi jalur distribusi dengan produsen. Tapi kalau yang tinggi harganya di kabupaten/kota, kita subsidi yang internal wilayah Kaltim," jelas mantan Kepala BPKAD Kaltim ini.
Dari pantauan di lapangan, disebutkan harga cabai tertinggi terjadi di Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, dan Bontang. Hal itu disebabkan karena lokasi yang jauh dan kondisi jalan yang rusak.
Sementara, Kabupaten Paser, meski memiliki kondisi geografis serupa, namun daerah itu diuntungkan karena dekat dengan daerah pemasok cabai dari Kalimantan Selatan (Kalsel).
Menurut Sa'duddin saat ini Disperindagkop Kaltim bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga akan melaksanakan Gerakan Nasional Tim Pengendalian Inflasi Khusus Pangan yang dikoordinir oleh Bank Indonesia (BI) Kaltim. Dengan lead sector, Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH).
Dalam gerakan itu, akan dilakukan gerakan produksi cabai dengan pembagian bibit gratis kepada warga. Lalu dilakukan penanaman masif secara urban farming di dalam pot di setiap rumah.
Meski mengalami kenaikan harga, Sa'duddin menyampaikan, stok kebutuhan cabai di kabupaten/kota masih cenderung aman.
Berdasarkan data pasokan indikatif barang kebutuhan pokok di Kaltim per September 2022, stok cabai tercatat sebanyak 8.994 ton. Dengan rata-rata ketahanan stok sebesar 1,9 ton per bulan.
Disperindagkop Kaltim gelar operasi pasar karena kenaikan harga cabai
Senin, 19 September 2022 6:07 WIB
Harga di kabupaten/kota kan tidak seragam. Kami akan memilih daerah yang harganya paling tinggi, lalu kami lakukan target operasi pasar,