Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Para penumpang ferry KM Nusantara mengeluhkan layanan yang diberikan kepada mereka saat berada di kapal yang melayani penyeberangan di Teluk Balikpapan tersebut.
"Ruangan besar di mana penumpang disediakan tempat duduk panas sekali. Terlihat ada kipas angin dan setelah saya hitung ada empat buah tetapi tak ada yang difungsikan. Lalu ada juga yang colokan listriknya dikuasai tukang bakso yang berjualan di dalam kapal," kata Muhammad Ahyar, penumpang dari Balikpapan ke Penajam, Sabtu (17/8).
Ruangan tempat penumpang tersebut, menurut Ahyar, tampaknya memang dirancang untuk menggunakan penyejuk udara (AC), sehingga jendela yang ada tidak banyak dan tidak mengalirkan udara yang cukup untuk menyejukkan udara di dalam kabin tersebut.
Untuk kipas angin, ini malah colokan listriknya digunakan penjual makanan di kapal itu.
"Saya tidak tahu, mengapa tidak bisa dipakai bersama-sama dengan kipas angin, listriknya kan bisa dibagi dengan menambah colokan pembagi arus. Mungkin tegangannya tidak cukup," ujar Kasmadi, rekan seperjalanan Ahyar.
Karena ruangan yang pengap itu, anak-anak kecil menjadi gelisah dan rewel. Beberapa penumpang dewasa menambah pengap ruangan dengan berdiri di depan jendela dan menghalangi udara segar masuk kabin. Sebagian mereka juga merokok.
Bisa bayangkan betapa parahnya keadaan ini di perjalanan siang hari saat mudik lalu, dimana juga sebagian penumpang puasa.
Kapal-kapal ferry penyeberangan Balikpapan-Penajam dioperasikan oleh PT Indonesia Ferry, atau dulu bernama PT ASDP Indonesia Ferry. ASDP (Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan).
Rute Balikpapan-Penajam dan sebaliknya ini dilayani delapan unit kapal penyeberangan selama 24 jam.
Dari Balikpapan, kapal berangkat dari pelabuhan ferry Kariangau atau berjarak sekitar 17 kilometer dari pusat kota.
Selain kenyamanan di kapal yang dirampas para pedagang di dalam kapal itu, para penumpang ferry mengeluhkan juga waktu antrean untuk sandar yang mencapai satu jam saat tiba di Penajam.
Waktu perjalanan kapal sendiri hanya satu jam, setelah waktu muat lebih kurang 30 menit di pelabuhan Balikpapan. (*)