Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Kalimantan Tengah turut meramaikan karnaval pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022 dengan Tema "Kalteng Merdeka Sinyal 2024".
"Selain untuk memeriahkan karnaval budaya, keikutsertaan kami juga sekaligus upaya menyampaikan perkembangan program kerja Diskominfosantik kepada masyarakat," kata Kepala Diskominfosantik Kalteng Agus Siswadi di Palangka Raya, Selasa (17/5).
Tema yang dipilih ini sebagai komitmen Diskominfosantik mendukung program pemerintah dalam upaya pemerataan dan percepatan digitalisasi yang menjangkau seluruh pelosok Kalteng.
Adapun terkait "Kalteng Merdeka Sinyal 2024", tantangan Kalteng memang relatif besar dan sebaran penduduk tidak terpusat pada satu wilayah pengembangan.
"Hingga saat ini masih terdapat ratusan titik tak tersentuh sinyal komunikasi atau blank spot di wilayah Kalteng," terangnya.
Sebagaimana diketahui, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa per Januari 2022 atau 73,7 persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 277,7 juta jiwa.
Untuk itu pada 2024 Pemprov Kalteng menargetkan jangkauan layanan seluler yaitu broadband berbasis 4G, sehingga diharapkan masyarakat semakin bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk mengakses seluas-luasnya informasi.
"Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan demi mewujudkan Kalteng BerAkhlak Penuh dengan KeBERKAHan," tegasnya.
Sementara itu dalam karnaval budaya ini, juga dimeriahkan oleh peserta lainnya dari berbagai pihak termasuk jajaran perangkat daerah lingkup pemprov. Selain Diskominfosantik juga turut berpartisipasi Dinas Kesehatan.
Rombongan Dinkes Kalteng mengusung Tarian Cerdik yang menggambarkan tentang pesan-pesan kesehatan dari pemerintah kepada seluruh masyarakat. Pesan kesehatan yang mengajak semua untuk berperan aktif dalam pencegahan penyakit tidak menular dengan cara membiasakan diri dengan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu turut serta Dinas P3APPKB yang memuat pesan untuk tidak melakukan perkawinan usia anak. Hal ini dikarenakan perkawinan usia anak berkontribusi dalam meningkatnya risiko atau peluang terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Selain itu para remaja saat hamil dan melahirkan akan sangat mudah menderita anemia dan keluhan fisik lainnya, serta berpengaruh pada anak yang dilahirkan termasuk anak berpeluang tumbuh menjadi anak tidak sehat maupun berpengaruh pada aspek tumbuh kembangnya termasuk risiko stunting.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi pada seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.
Selain itu juga ikut ambil bagian dalam karnaval ini yakni Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng, Disdagperin dan perangkat daerah lainnya yang berupaya optimal menampilkan yang terbaik.