Balikpapan (ANTARA) - Sebanyak 290 jamaah umrah asal Kalimantan Timur, yakni dari Balikpapan, Penajam, Paser, dan Samarinda, berangkat ke Tanah Suci melalui Jakarta, Rabu.
Jamaah yang diberangkatkan dengan Biro perjalanan haji dan umrah, PT Samira Ali Wisata berangkat ke Jakarta dengan penerbangan pukul 15.00 dan pukul 17.00 WITA dari Bandara Sepinggan, Balikpapan.
Menurut Kepala Cabang PT Samira, Yulda Susanti, para jamaah tetap harus menjalani protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19. Karena itu, di Jakarta mereka transit di Asrama Haji Pondok Gede untuk menjalani karantina.
“Semua kembali harus menjalani tes PCR. Bila hasil PCR negatif, maka dapat lanjut berangkat pada 13 Januari,” jelas Yulda Susanti.
Pada Kamis (13/1) jamaah umrah Kaltim bergabung dengan 430 jamaah dari Riau dan Jakarta untuk bersama-sama berangkat ke Tanah Suci.
Selain ke-290 jamaah yang berangkat Rabu pada Sabtu (8/1) PT Samira sudah memberangkatkan 50 jamaah.
“Jamaah umrah yang berangkat pada 8 Januari lalu tiba dalam keadaan sehat di Madinah dan sudah selesai masa karantinanya,” tambah Yulda.
Dengan demikian mereka sudah bisa memulai rangkaian ritual umrah.
Sesuai peraturan protokol kesehatan dari Pemerintah Arab Saudi, setiap jamaah dari luar negeri harus menjalani karantina selama 5 hari begitu tiba di negeri itu. Selama di karantina kesehatan mereka dikontrol dan kembali menjalani tes PCR yang diperlukan untuk memastikan semua sehat.
Di sisi lain, sebab aturan karantina tersebut, biaya perjalanan umrah pun bertambah dari Rp23 juta per orang menjadi Rp35 juta.
Pemberangkatan jamaah umrah dari Indonesia sudah bisa dilaksanakan pada awal 2022 ini setelah Kerajaan Arab Saudi selalu pengelola 2 Kota Suci, memberikan izin dengan sejumlah persyaratan untuk mencegah penularan COVID-19.
Koordinator Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Timur Ahmad Munir Gawi pun merincikan alur keberangkatan jamaah tersebut.
Setelah sudah divaksin lengkap 2 dosis, lalu menjalani tes PCR di tempat masing-masing, jamaah pun berangkat ke Jakarta untuk berkumpul di Asrama Haji Pondok Gede, dikarantina semalam, dan kembali menjalani tes PCR.
“Penerbangan umrah dalam kondisi wabah COVID-19 ini hanya dari Bandara Soekarno-Hatta. Jadi semua berkumpul di Jakarta dulu,” jelas Munir.
Baru pada hari berikutnya semua jamaah yang terbukti sehat dan hasil tes PCR-nya negatif bisa naik pesawat dan terbang ke Tanah Suci.
Sesampai di Arab Saudi, jamaah harus mengikuti protokol kesehatan setempat, yaitu menjalani karantina selama 5 hari. Kembali jamaah harus menjalani tes PCR, dan bila hasilnya negatif barulah bisa memulai ritual umrah.
Pulang dari Arab Saudi, tak ada pengecualian, para jamaah kembali harus menjalani karantina, yaitu selama 7 hari, menjalani tes PCR, dan setelah itu barulah bisa pulang kembali ke kota dan rumah masing-masing.