Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan masyarakat tak perlu khawatir tentang penggunaan vaksin penguat atau booster karena sudah melalui kajian ilmiah dari Kementerian Kesehatan, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Penggunaan vaksin booster juga sudah terjadi di 120 negara, seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir lagi," kata Abraham di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa.
Pemerintah merencanakan untuk memulai penyuntikan vaksin penguat pada Rabu (12/1). Jenis vaksin yang akan digunakan sebagai vaksin penguat adalah CoronaVac dari Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Zifivak.
Menurut Abraham, pemerintah sudah menyiapkan 350 juta lebih vaksin untuk digunakan sebagai vaksin penguat selama periode Januari - Juni 2022.
"Vaksinasi booster akan dimulai secara bertahap. Untuk stok vaksin Januari 21 juta dosis, Februari 35 juta dosis, Maret 48 juta dosis, April 66 juta dosis, Mei 83 juta dosis, dan Juni 99 juta dosis," katanya.
Ia mengatakan vaksin penguat akan diberikan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin dosis kedua dengan jangka waktu lebih dari enam bulan.
Vaksin penguat diberikan di kabupaten/kota yang realisasi vaksinasinya telah memenuhi kriteria 70 persen dosis pertama dan 60 persen dosis kedua.
"Jadi sampai sekarang ada 244 kabupaten kota yang sudah memenuhi kriteria tersebut,” kata Abraham.
KSP: Vaksin penguat tak perlu dikhawatirkan karena sudah dikaji ilmiah
Selasa, 11 Januari 2022 9:34 WIB
Penggunaan vaksin booster juga sudah terjadi di 120 negara, seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir lagi,