Batu (ANTARA) - Ketua TP PKK Kaltim Hj Norbaiti Isran Noor mengaku termotivasi dan ingin belajar melihat prestasi TP PKK Jatim.
"Kami datang ke sini ingin melihat keberhasilan Jatim untuk kemudian diterapkan di provinsi kami," kata Norbaiti di Batu, Selasa.
Dijelaskannya, pariwisata di Kaltim terbilang masih sangat alamiah seperti di Berau.
"Kita lagi mencanangkan menerima tamu internasional untuk wisata di Berau. Di sana itu pulau kecil dan tidak pakai internet, khusus untuk menenangkan diri dengan alam dan suasananya, yang masih alami," paparnya.
Ia mengungkapkan Gubernur Kaltim H Isran Noor akan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Dubai dan akan menyiapkan kelengkapan pariwisata untuk menjadikan Berau sebagai andalan Kaltim.
"Pariwisata butuh Sumber Daya Manusia (SDM) dan UMKM. Kaltim sebagai calon IKN tentu saja harus memperisapkan UMKM yang mampu bersaing," tegasnya.
Ia juga memuji Kota Batu sebagai kota yang penuh dengan pengalaman kepariwisataan, terutama karena alam yang diberikan Allah SWT kepada kota tersebut sangatlah indah.
"Kita ingin menunjukkan bahwa Indonesia itu bukan Bali saja. Banyak wilayah yang memiliki keunggulan kewisataannya," tuturnya.Sementara itu, Wali Kota Batu, Jawa Timur Dewanti Rumpoko mengatakan didengungkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata pada tahun 2017 bukan hanya soal pencitraan, tetapi juga sekaligus doa.
"Alhamdulillah betul-betul terjadi, sekarang Kota Batu punya branding Kota Wisata Batu (KWB)," ucapnya.
Ia menjelaskan 60 persen wilayah Kota Batu adalah hutan, sehingga yang bisa dieksplor hanya 40 persen dengan jumlah penduduk 220 ribu jiwa yang mayoritasnya bekerja sebagai petani.
"20 persennya lahan hijau, jadi yang kita tempati hanya 20 persen dari luas wilayah Batu," terangnya.
Ia menambahkan UMKM memiliki peranan penting dalam perkembangan ekonomi daerah.
Seperti saat pandemi pada Maret lalu, perkembangan ekonomi Batu minus 10 persen, namun dua bulan terkahir kembali menggeliat berkat UMKMnya.
"UMKM kami sangat luar biasa berkembang. 30.000 UMKM dengan mayoritas digerakkan oleh ibu-ibu," kata Dewanti.
Meski perkembangan ekonominya sempat menurun jumlah penduduk yang miskin hanya bertambah sedikit, yaitu awalnya 3,38 persen menjadi 3,89 persen.