Balikpapan (ANTARA Kaltim) - PT Semen Indonesia mulai membangun unit pengantongan semen (packing plant) di Balikpapan, Sabtu (16/3), untuk memperkuat daya saing penguasa pangsa pasar semen di Indonesia itu.
"Ini strategi kami merespons kompetisi industri semen yang semakin ketat, apalagi sejumlah investor asing juga bersiap masuk ke Kalimantan," tutur Direktur Utama PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto.
Sebab itu, Semen Indonesia menyebarkan unit-unit pengantongannya. Hingga saat ini, Semen Indonesia sudah mempunyai 15 packing plant yang sudah beroperasi yaitu di Aceh, Dumai (Riau), Batam (Kepulauan Riau), Teluk Bayur, Padang, Tanjung Priok (DKI Jakarta), Tuban, Celukn Bawang (Bali), Banjarmasin I, Samarinda, Ambon, Tonasa, Ciwandan 1 (Banten), Ciwandan 2 (Banten), Banyuwangi, dan Sorong.
Semen Indonesia juga sedang mengerjakan packing plant yang masih dalam tahap konstruksi di Banjarmasin dengan target beroperasi November 2013 ini), Kendari (target beroperasi Oktober 2013), Lampung (target beroperasi Desember 2013), dan Balikpapan (target beroperasi September 2014).
"Kami juga tengah melakukan kajian untuk membangun packing plant di Pontianak, Lombok, Bali, Sumater Utara, Bitung, Maluku, dan satu lagi di Balikpapan ke depannya," jelas Dwi.
Dukungan pemasaran Semen Indonesia juga ditopang oleh delapan pelabuhan khusus di Padang, Tuban, Gresik, Biringkassi, Dumai, Ciwandan, Banyuwangi, dan Sorong. Perusahaan mempunyai jaringan gudang dan 361 distributor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dwi juga menuturkan, packing plant didirikan di tempat-tempat target pasar Semen Indonesia untuk meningkatkan efisiensi terutama dalam hal biaya transportasi dan distribusi semen. Biaya transportasi dan distribusi selama ini menjadi variabel yang cukup memengaruhi struktur biaya.
"Dengan kehadiran packing plant, kami bisa melakukan efisiensi, yang nantinya berdampak pada terbentuknya harga semen yang bisa diterima pasar," papar Dwi.
Dwi juga menegaskan strategi pemasaran dan perluasan terukur yang dilakukan perseroan berhasil mengukuhkan posisi Semen Indonesia sebagai market leader di industri semen nasional.
Sepanjang 2012, perusahaan ini berhasil menjual 22,5 juta ton semen, meningkat 14,7 persen dibanding capaian 2011 sebesar 19,6 juta ton. Pertumbuhan penjualan Semen Indonesia yang mencapai 14,7 persen berhasil melampaui rata-rata pertumbuhan penjualan semen secara nasional yang hanya 14,5 persen.
PT Semen Indonesia (Persero)Tbk dulu bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Soekarno, Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun.
Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia) serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang saham pada saat itu adalah Negara 73 persen dan masyarakat 27 persen.
Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65 persen dan masyarakat 35 persen. Pada tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Total kapasitas terpasang Perseroan saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 17 September 1998, negara melepas kepemilikan sahamnya di Perseroan sebesar 14 persen melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S.A de C.V, perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara 51 persen, masyarakat 35 persen, dan Cemex 14 persen. Kemudian tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Pemerintah Republik Indonesia 51,01 persen, masyarakat 23,46 persen dan Cemex 25,53 persen.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd. kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,01 persen Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24,90 persen, dan masyarakat 24,09 persen.
Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd, menjual seluruh sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi Pemerintah 51,01 persen dan publik 48,99 persen. Hingga akhir 2010, kapasitas terpasang riil Perseroan sebesar 19,0 juta ton semen pertahun, dan menguasai sekitar 43% pangsa pasar semen domestik.
Proyeksi kapasitas terpasang Perseroan pada tahun 2013 mencapai 28,3 juta ton semen pertahun dan menguasai sekitar 44,4 persen pangsa pasar semen domestik.
Pada tanggal 7 Januari 2013 PT Semen Gresik (Persero) Tbk. resmi berubah nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (*)
Pembangunan Unit Pengantongan Untuk Menguatkan Daya Saing
Sabtu, 16 Maret 2013 23:24 WIB