Samarinda (ANTARA) - Cabang olahraga layar menjadi penyumbang medali terbanyak untuk kontingan Provinsi Kalimantan Timur pada ajang PON XX Papua dengan raihan lima medali emas.
Cabang layar menyalip prestasi gulat Kaltim yang selama ini menjadi lumbung medali emas pada beberapa kali event olahraga empat tahunan tersebut.
Dari cabang olahraga gulat, Kontingen Kaltim hanya mampu meraih empat medali emas, atau menurun dua medali emas dibandingkan dengan prestasi pada PON 2016 di Jawa Barat, bahkan sangat jauh dibandingkan dengan PON 2012 di Riau dengan 14 medali emas.
Ketua Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia ( Porlasi) Kaltim Teddy Abay mengatakan prestasi layar mengalami peningkatan dibandingkan PON sebelumnya di Jawa Barat yang hanya meraih empat medali emas.
" Tim Kaltim juga mampu meraih juara umum cabang layar PON XX Papua dengan raihan lima emas, dua perak dan dua perunggu dari total 17 medali yang diperebutkan," kata Teddy Abay saat dikonfirmasi di pantai Hamidi, Jayapura.
Meski demikian, Teddy mengakui bahwa pencapaian tim layar Kaltim ini belum memenuhi target yang diharapkan KONI Kaltim yakni sebanyak enam medali emas.
" Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya selain hanya turun di sembilan nomor tanding, ada beberapa nomor andalan Kaltim yang tidak dipertandingkan pada PON Papua," jelas Teddy Abay.
Total medali yang direbut kontingen Kaltim setelah PON XX Papua resmi ditutup oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin pada 15 Oktober 2021 di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Kaltim meraih 25 emas, 33 perak dan 42 perunggu dan menduduki peringkat ke tujuh.
Perolehan medali emas tersebut sama dengan yang diraih saat PON ke-19 di Jawa Barat, meski secara peringkat pada PON di bumi " Parahiyangan" tersebut Kaltim menduduki peringkat kelima.
" Para atlet telah berjuang semaksimal mungkin untuk meraih prestasi tertinggi, namun hasilnya Kaltim hanya finish di peringkat ke- 7, " kata Wakil Ketua IV KONI Kaltim, Rusdiansyah Aras dalam keterangan resmi di Jayapura.
Rusdi mengakui ada sejumlah cabang olahraga yang sukses dan bahkan melampai target medali emas, dan ada beberapa cabang olahraga yang gagal untuk memenuhi target medali.
" Untuk hasil evaluasi kami akan meminta laporan lengkap kapada konsultan KONI Kaltim," kata Rusdiansyah Aras.
Selain layar dan kempo, pundi- pundi medali emas Kaltim diraih oleh cabang olahraga Kempo sebanyak empat emas, anggar dua emas, catur dua emas, pencak silat dua emas, sepatu roda satu emas, angkat besi satu emas,angkat berat satu emas, tarung derajat satu emas, hoki satu emas dan bola tangan satu medali emas.
Dari cabang olahraga Kempo, tim Kaltim juga mengalami peningkatan prestasi signifikan, pada PON sebelumnya Kempo hanya berhasil membawa pulang satu medali emas, namun pada PON Papua tahun ini bisa bertambah menjadi empat medali emas.
Ketua Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia ( Perkemi) Provinsi Kaltim Iskandar mengatakan sukses prestasi kempo Kaltim tahun ini tidak lepas dari semangat atlet, pelatih dan tim dilapangan.
" Kami bersyukur dengan sukses yang diraih oleh tim, pasalnya bukan hanya kami bisa melampaui target medali KONI Kaltim hanya satu emas,namun kami bisa menjadi juara umum cabang kempo PON Papua dengan raihan emas emas, dua perak dan dua perunggu," jelas Iskandar saat kepulangan menuju Samarinda, Sabtu.
Sekretaris Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kaltim, Sumarlani menyampaikan alasan gulat Kaltim gagal memenuhi target enam medali emas, salah satunya terkait persiapan kurang maksimal para pegulat karena tidak adanya program latihan ke luar negeri terkait kondisi pandemi.
Sumarlani juga menyoroti jadwal pertandingan gulat PON XX Papua yang memulai pertandingan di kelas bebas lebih awal.
Pada kelas bebas tersebut sejumlah pegulat andalan Kaltim khususnya pegulat putri seperti Dewi Ulfah, Annisa dan Indarah gagal menjadi juara dan hanya mendapatkan perak dan perunggu.
" Pada pertandingan gulat Internasional dimulai dengan gaya grego roman, kalau jadwal ini diterapkan di PON Papua mungkin hasilnya akan beda, karena Kaltim punya andalan di nomor gaya grego roman dan dari kelas ini kita bisa mendapatkan tiga medali emas, otomatis dengan adanya medali emas di awal maka akan menambah movitasi bagi pegulat Kaltim di laga selanjutnya," beber Sumarlani.
Pernyataan berbeda disampaikan ketua IKASI Kaltim Muslimin yang mengakui bahwa PON XX Papua ini menjadi berkah bagi prestasi anggar Kaltim.
" Pada PON tahun ini kami beruntung dengan adanya pembatasan usia di cabang anggar, dan bertepatan itu pula kami punya atlet muda yang menduduki peringkat papan atas nasional khussunya di nomor saber yakni Gebby Novita dan Ima Safitr," kata Muslimin.
Melalui kedua atet tersebut, lanjut Muslimin tim Kaltim bisa membawa pulang dua medali emas pada nomer sabre perorangan putri dan sabre beregu putri.
" Target kami hanya satu emas, dan bersyukur kami bisa membawa pulang dua medali emas, ditambah tiga perak dan tiga perunggu," sebut Muslimin.
Kontingen Kaltim menurunkan kekuatan sebanyak 370 atlet untuk bertanding di 36 cabang olahraga pada PON XX Papua.
Dari 36 cabang olahraga itu berhasil terkumpul sebanyak 25 emas, 33 perak dan 42 perunggu dan menempatkan Kaltim di peringkat ke-7 dibawah kontingen Jawa Tengah peringkat-6 dan Bali di peringkat ke-5.
Juara umum PON XX Papua diraih oleh tim Jawa Barat dengan 133 emas, 105 perak, dan 115 perunggu, disusul DKI Jakarta 111 emas, 91 perak dan 99 perunggu, dan Jawa Timur di peringkat tiga dengan 110 emas, 89 perak dan 88 perunggu.
Sementara tuan rumah Papua berada di petingkat ke- empat dengan 93 emas, 66 perak dan 102 perunggu.
Sejumlah cabang olahraga di Kaltim gagal menyabet emas dan hanya mendapatkan perak dan perunggu, namun demikian masih ada cabang yang tidak berhasil membawa pulang medali, di antaranya sepak bola, selam, bulu tangkis, biliar, bisbol, renang dan aeromodelling.
PON Papua- Cabang layar sumbang medali terbanyak Kaltim pada PON Papua
Minggu, 17 Oktober 2021 14:44 WIB
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya selain hanya turun di sembilan nomor tanding, ada beberapa nomor andalan Kaltim yang tidak dipertandingkan pada PON Papua