Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota Balikpapan akan mendirikan pos penjagaan dan pemeriksaan dengan rapid test antigen di batas-batas dan gerbang Kota Minyak sebagai satu cara untuk menekan penularan COVID-19.
Diketahui, gerbang masuk Balikpapan dari utara ada di Km 23 Jalan Soekarno-Hatta dan Km 40 Jalan Mulawarman. Dari selatan pintu masuk Balikpapan adalah Pelabuhan Ferry Kariangau, Pelabuhan Klotok Kampung Baru, dan Pelabuhan Semayang.
"Bila ada yang hasil tesnya positif di pos-pos tersebut, maka tidak diperkenankan masuk Balikpapan," jelas Wali Kota Rizal Effendi, Rabu.
Yang bersangkutan pun segera diminta menjalani prosedur penanganan COVID-19 seperti tes swab untuk menentukan penanganan berikutnya.
Wali Kota menambahkan, untuk perlengkapan tes di pos-pos masuk Balikpapan tersebut, Pemkot Balikpapan akan menggunakan reagen antigen yang baru diterima dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat
“Kita baru saja menerima dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sebanyak 1.000 paket reagen untuk rapid test antigen. Itu yang akan kita pakai,” kata Wali Kota Rizal.
Di sisi lain, Wali Kota juga meyakini kecil kemungkina ada penderita positif COVID-19 datang atau masuk dari Bandara Sepinggan.
“Kalau yang masuk dari Bandara Sepinggan kita yakin sudah tersaring dengan baik,” jelasnya.
Wali Kota yakin sebab penumpang pesawat udara diwajibkan mengantongi surat keterangan yang menyatakan yang bersangkutan hasil test rapid antigen-nya negatif. Tanpa hasil negatif, penumpang tersebut akan dicegah naik pesawat.
Selama Januari 2021 ini tingkat penularan COVID-19 di Balikpapan meningkat, yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah warga tertular. Jumlah penderita positif COVID-19 kini mencapai 100an orang per hari dari hanya 25-30 orang di Desember 2020.
Hingga saat ini, dihitung sejak pasien pertama Februari 2020 lampau, secara kumulatif jumlah penderita positif COVID-19 di Balikpapan mencapai 8.240 kasus.
“Saat ini tengah dirawat di rumah sakti sebanyak 468 pasien, sebanyak 1.070 pasien menjalani isolasi mandiri dan sebanyak 321 kasus kematian,” kata Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan dr Andi Sri Juliarty. ***