Sangatta (ANTARA News Kaltim) - Ratusan warga Desa Sangatta Selatan, Kutai Timur, Kalimantan Timur, nyaris bentrok dengan petugas Penyidikan dan Pengamanan Hutan Balai Taman Nasional Kutai saat menggelar razia di kawasan itu, Rabu (16/5) sekitar pukul 20.30 Wita.
Wakapolres Kutai Timur, Komisaris Polisi (Kompol) Rendra Kurniawan di Sangatta, Kutai Timur, Kamis, mengatakan pihaknya harus mengeluarkan tembakan peringatan ke udara untuk meredam emosi warga yang tidak terkendali.
"Warga protes karena menilai rekannya ditangkap petugas Penyidikan dan Pengamanan Balai Taman Nasional Kutai (PPH BTNK) saat razia, karena dianggap terlalu kasar dan meminta sepeda motor mereka yang ditahan petugas dikembalikan," kata Kompol Rendra Kurniawan.
Wakapolres mengatakan, awal mula kejadian itu, Rabu (16/5) sekitar pukul 17.30 Wita, petugas PHH Balai TNK menggelar razia penertiban aktivitas warga di kawasan itu.
Saat razia di tengah hutan sekitar Dusun Danau Raya, Desa Sangatta Selatan itulah, petugas menangkap warga yang diduga mengangkut kayu menggunakan sepeda motor. Mereka ditangkap dan sepeda motor miliknya juga disita petugas.
Kabar penangkapan warga dan empat unit sepeda motor oleh aparat TNK dengan cepat beredar diketahui warga lainnya, sehingga tanpa komando mereka bergerak menuju lokasi di kilometer 5.
"Saat tiba di kilometer 5 yang merupakan jalan lintas Kaltim itu, ratusan warga langsung menutup dan memblokir jalan keluar dan membakar ban bekas. Tujuannya agar petugas tidak bisa keluar dan tetap berada di dalam hutan hingga pagi," kata Wakapolres.
Ratusan aparat Brimob dikirim ke lokasi untuk mengamankan situasi dan menghindari terjadinya aksi anarkis warga yang berada di dalam kawasan TNK.
Melalui dialog yang melibatkan Kapolres dan tokoh masyarakat akhirnya situasi bisa diredam dengan beberapa persyaratan.
Warga membubarkan diri dengan aman setelah petugas Balai TNK mengembalikan empat unit sepeda motor dan sebuah handphone yang disita.
Sebelumya warga setuju tidak akan melakukan lagi kegiatan dalam kawasan TNK.
Kepala Desa Sangatta Selatan, Muhammad Djaim mengatakan, peristiwa itu menjadi pelajaran warga dan juga petugas.
Menurut dia, warga tidak boleh melakukan kegiatan yang melanggar hukum, dan juga petugas tidak boleh bertindak arogan sehingga tidak membuat warga anarkis.
"Bersyukur karena negosisasi Kapolres dengan tokoh masyarakat yang berlangsung sekitar tiga jam berhasil sehingga masalah dapat selesai dengan damai," kata Kades. (*)
Warga Nyaris Bentrok Dengan Petugas Balai TNK
Kamis, 17 Mei 2012 21:24 WIB