Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) menggelar Simposium Pendidikan dengan tema, Implementasi Anggaran Pendidikan 20 Persen untuk Peningkatan Kualitas Peserta Didik dan Kesejahteraan Tenaga Kependidikan di Kaltim.
"Acara ini terselenggara atas kerjasama Apkasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan Lembaga Pendidikan, Penelitian, Pengabdian dan Perlindungan Masyarakat (LP4M)," tutur Ketua Apkasi, Isran Noor dalam pembukaan simposium di Hotel Senyiur, Samarinda, Kaltim, Kamis.
Isran Noor yang juga Bupati Kutai Timur ini melanjutkan, simposium ini sengaja mengambil tema pendidikan 20 persen, karena amanat konstitusi yang mengisyaratakan anggaran pendidikan harus dialokasikan baik melalui APBD maupun APBN tiap tahun harus mencapai 20 persen dari total anggaran.
Anggaran pendidikan yang harus 20 persen itu merupakan langkah maju yang ditempuh oleh negara, karena bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Amanat undang-undang itu harus dilaksanakan oleh penyelenggaran negara mulai pusat hingga daerah.
Alokasi sebesar itu akan mampu mencapai tujuan pendidikan, yakni dalam membentuk manusia yang cerdas, terampil, bermoral tinggi dan bertaqwa pada Tuhan yang Esa.
Dengan alokasi yang besar itu pula, maka para peserta didik dapat hidup dengan memiliki daya saing kuat dalam menghadapi persaingan global, sehingga mampu meraih masa dapan yang gemilang, bahkan dapat hidup mandiri dan sejahtera.
Untuk mencapai harapan itu, maka setiap lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan, yakni mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, harus mampu menyerap anggaran yang disediakan dengan baik.
Namun masalah yang terjadi saata ini adalah, belum semua pengambil kebijakan mempunyai keinginan untuk mengalokasikan anggaran tersebut, seperti yang diperintahkan undang-undang, yakni 20 persen dari total anggaran.
Masalah lainnya adalah, para penyelenggara pendidikan masih dipertanyakan kemampuannya, terutama dalam menyiapkan program dan desain pendidikan yang bermutu, karena para tenaga kependidikan masih disibukkan dengan sertifikasi guru.
"Kita juga prihatin karena masih banyak sarana pendidikan yang terbengkalai, kita juga masih menyaksikan banyak sekolah belum memiliki laboratorium dan perpusatakaan, bahkan masih ada sekolah yang nyarus runtuh," ujar Isran mengakhiri. (*)
Apkasi Gelar Simposium Pendidikan Kaltim
Kamis, 5 Januari 2012 11:54 WIB