Samarinda (Antaranews Kaltim) - Nilai ekspor Kalimantan Timur mencapai 15,23 miliar dolar AS selama Januari-Oktober 2018, naik 6,07 persen dibandingkan periode yang sama 2017 yang tercatat 14,36 miliar dolar.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Rabu, mengatakan, ekspor Januari-Oktober 2018 itu berupa bahan bakar mineral dengan nilai 14,05 miliar dolar, naik 5,88 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai 13,27 miliar dolar.
Bahan bakar mineral yang diekspor terdiri dua jenis, yakni migas senilai 2,72 miliar dolar, kemudian nonmigas yang di dalamnya terdapat batu bara dengan nilai 11,33 miliar dolar.
Kemudian komoditas nonmigas yang diekspor Kaltim selain bahan bakar mineral antara lain minyak dan lemak hewani atau nabati senilai 519,67 juta dolar, naik 4,42 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 497,67 juta dolar.
Ekspor bahan kimia anorganik sebesar 256,46 juta dolar, naik 16,38 persen ketimbang sebelumnya yang senilai 220,36 juta dolar. Ekspor pupuk senilai 174,81 juta dolar, naik 58,52 persen ketimbang sebelumnya yang senilai 110,27 juta dolar.
Kemudian ekspor kayu dan barang dari kayu senilai 103,06 juta dolar, ekspor aneka produk kimia senilai 28,26 juta dolar, ekspor bahan kimia organik tercatat 83,87 juta dolar.
Ia melanjutkan, untuk negara tujuan ekspor migas dari Kaltim pada Januari-Oktober 2018 antara lain ke Tiongkok tercatat 558,3 juta dolar, atau mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai 485,43 persen ketimbang sebelumnya yang tercatat 95,37 juta dolar.
Selanjutnya ekspor migas ke Jepang mencapai 1,19 miliar dolar, ekspor ke Taiwan tercatat 282,25 juta dolar, ekspor ke Australia senilai 16367 juta dolar, dan ekspor migas ke? Singapura senilai 76,69 juta dolar.
"Sedangkan negara tujuan ekspor nonmigas antara lain ke India mencapai 2,89 miliar dolar, ke Tiongkok sebesar 2,92 miliar dolar, ke Jepang sebesar 1,33 miliar dolar, ke Korea Selatan mencapai 1,2 miliar dolar, dan ekspor nonmigas ke Malaysia tercatat 842,75 juta dolar AS," ucap Atqo.(*)