Penajam (Antaranews Kaltim) - Bau gas menyengat yang menggegerkan warga RT 07 Kelurahan Nenang, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis, berasal dari pipa penyalur minyak milik PT Pertamina yang mengalami kebocoran, kata pejabat BPBD setempat.
"Bau gas yang tercium menyengat oleh warga itu dipastikan karena adanya kebocoran pipa Pertamina," jelas Kepala Sub Bidang Logistik dan Perlengkapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Penajam Paser Utara, Nurlaila.
Setelah melakukan identifikasi, BPBD Penajam Paser Utara memastikan limbah berupa bau gas disebabkan salah satu pipa jaringan minyak milik PT Pertamina (Persero) yang berada di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang mengalami kebocoran.
Tindakan awal untuk antisipasi, BPBD melakukan penyemprotan cairan kimia dan membagikan masker kepada ratusan warga yang terdampak bau gas tersebut.
Menurut Nurlaila, selain mengamankan warga dengan membagikan masker dan melakukan penyemprotan bahan kimia, instansinya juga berkoordinasi dengan Pertamina.
"Kami meminta Pertamina melakukan penutupan pipa jaringan minyak yang mengalami kebocoran itu, agar bau gas menyengat tidak semakin menyebar," ujarnya.
Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara Tohar sempat merasa kesal dengan lambannya Pertamina melakukan penanganan terhadap kebocoran pipa minyak di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang tersebut.
Tohar mengeluhkan lambannya tindakan yang dilakukan Pertamina, khususnya yang bertanggung jawab pihak Pertamina di Terminal Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk menangani kebocoran pipa jaringan minyak itu.
"Kami menginginkan adanya langkah konkrit dari Pertamina, sudah jelas kebocoran yang terjadi itu pipa minyak milik Pertamina," tegas Sekkab ketika sampai di lokasi kebocoran pipa Kamis sore.
Tohar tidak menginginkan warga terlalu lama terkena dampak dari kebocoran pipa tersebut dan pemerintah kabupaten telah berusaha membantu menanggulangi.
Akibat kebocoran pipa minyak milik PT Pertamina (Persero) tersebut, sebanyak 161 jiwa dari 36 kepala keluarga di RT 07 Kelurahan Nenang terdampak limbah berupa bau gas menyengat, namun tidak ada warga yang diungsikan. (*)