Samarinda (ANTARA Kaltim) - Komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah di Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda, Kalimantan Timur, terus bergerak melakukan penanaman pohon di jalur hijau sebagai upaya mendukung Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH).
"Kami terus melakukan apa saja semampunya untuk merestorasi SKM. Meski nama gerakan ini adalah memungut sehelai sampah, namun kami tidak hanya memungut sampah, tapi juga terus berbuat hal lain untuk kebaikan sungai," ucap Ketua GMSS-SKM Samarinda Misman di Samarinda, Senin.
Hingga kini, lanjut Misman, pihaknya sudah menanam pohon di jalur hijau sungai semampunya dengan harapan beberapa tahun ke depan bisa tumbuh besar, sehingga bisa menjadi tanaman pelindung, penyejuk, penyerap polusi, sekaligus mampu melindungi daerah aliran sungai dari erosi.
Selain itu, GMSS-SKM juga telah melakukan pembibitan 20 ribu pohon spesies SKM seperti bungur, kademba, jinga, dan aneka spesies lainnya. Semua jenis pohon tersebut jika sudah masuk masa tanam, segera ditanam di sepanjang jalur SKM.
"Dalam upaya merestorasi sungai, GMSS-SKM tidak menggantungkan diri dengan siapa pun, namun menjalin kerja sama dengan siapa pun yang bersedia. Bila ada yang bisa diajak kerja sama, maka semakin cepat terealisasi restorasi, namun jika tidak ada yang mau bekerjasama, maka tetap bergerak namun lambat," tuturnya.
Maksudnya, lanjut Misman menjelaskan kalimatnya, banyak organisasi yang hanya mengandalkan proposal atau bantuan ketika ingin bekerja untuk alam, namun ketika proposal yang disodorkan tidak terealisasi, kemudian organisasi itu diam tanpa melakukan program yang sebelumnya telah digagas.
Sedangkan GMSS-SKM, katanya, tidak seperti itu, komunitas ini tidak diam meski tidak ada bantuan dari siapa pun karena para anggotanya memiliki prinsip, meski kecil yang dilakukan namun jika terus menerus, maka dalam beberapa tahun akan terlihat hasilnya.
Misalnya, menanam pohon spesies sungai, walau cuma satu pohon yang ditanam, namun jika hal itu dilakukan setiap hari, maka dalam satu tahun akan tertanam mencapai 365 pohon sehingga hal ini akan jauh bermanfaat ketimbang hanya menggerutu tentang jalur hijau yang tanpa pohon peneduh.
Selain memungut sampah, membibitkan pohon spesies sungai, dan menanam pohon semampunya, hal lain yang terus kami lakukan saat ini adalah mendidik masyarakat melalui Sekolah Sungai.
"Ini merupakan langkah jangka panjang untuk mengubah pola pikir warga. GMSS-SKM tidak sekedar mendiskusikan bagaimana merawat sungai, namun langsung berbuat riil untuk restorasi sungai," kata Misman. (*)