Samarinda (ANTARA Kaltim) - Keluarga kru "tugboat" atau kapal tunda Charles berharap Komnas HAM memfasilitasi untuk bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta.
"Kami berharap, Komnas HAM bisa menfasilitasi agar kami bisa bertemu langsung Presiden Joko Widodo karena hanya Pak Presiden yang bisa mengambil kebijakan untuk membebaskan suami kami," ujar Dian Megawati Ahmad, istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles di di Mes PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais, Samarinda, Jumat.
Ismail kini menjadi salah seorang kri Charles yang disendera kelompok bersenjata berenjata Al Habsy, faksi kelompok bersenjata Sayyaf di Filipina.
Keluarga kapal tunda Charles berencana berangkat ke Jakarta, pada Minggu (31/7).
Dian Megawati mengatakan akan berangkat ke Jakarta bersama Elona, istri Robin Piter (juru mudi), Musi, keluarga Edi Suryono (masinis II), anak Muhammad Nasir yang ada di Semarang, Jawa Tengah serta Sri Dewi, istri Muhammad Sofyan (oilman).
Keluarga kapal tunda Charles itu lanjut dia, juga akan didampingi Pergerakan Pelaut Indonesia serta Komnas HAM.
"Kami hanya ingin menanyakan kapan suami kami dibebaskan. Itu saja, sebab sudah 39 hari mereka disandera, tetapi kami melihat belum ada tanda-tanda mereka dibebaskan. Kami khawatir, terjadi sesuatu pada mereka sebab pada Selasa (26/7) dan Rabu (27/7), penyandera sudah mengeluarkan ancaman jika uang tebusan tidak diberikan, mereka akan membunuh sandera," tutur Dian Megawati.
"Jadi, kami sangat berharap bisa bertemu langsung dengan pak Jokowi karena hanya presiden yang bisa mengambil kebijakan untuk dapat membebaskan suami kami," katanya.
Apalagi tambah dia, empat kru kapal tunda Charles yang saat ini disandera kelompok Al Habsy, dalam kondisi sakit.
Bahkan, salah satu sandera yang paling senior yakni Muhammad Nasir (Masinis III), kata Dian Megawati, mengalami infeksi di bagian kaki.
"Kemungkinan kakinya luka dan saat ini sudah infeksi. Sejak 39 hari disandera, baru hari ini (Jumat) kami berkomunikasi dengan keempat sandera. Jadi, kami sangat berharap presiden dapat mengambil kebijakan agar sandera segera dibebaskan," kata Dian Megawati.
Pada komunikasi yang berlangsung Jumat tersebut lanjutnya, orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy kembali menegaskan agar perusahaan segera membayar uang tebusan yakni 250 juta atau setara Rp69 miliar.
Saat berkomunikasi dengan keempat sandera itu, Dian Megawati, merasakan mereka sangat lemah dan putus harapan.
"Suara mereka terdengar sangat lemah dan tidak seperti biasanya. Mungkin mereka sangat tertekan karena sudah teralu lama dalam disandera apalagi semuanya dalam kondisi sakit. Saat kami berbicara dnegan sandera, terdengar ada suara dari belakang menyuruh agar menanyakan uang tebusan," ujar Dian Megawati.
Pascakomunikasi dengan penyandera itu, ia bersama Elona, istri Robin Piter,dihubungi pihak Kementerian Luar Negeri.
"Kemarin (Kamis) kami sempat dihubungi dari Kemenlu dan kami diminta bersabar karena tengah diupayakan pembebasan. Kami butuh kepastian, kapan suami kami dibebaskan," kata Dian Megawati yang juga didampingi Elona.
Ia mengaku sempat menanyakan tiga kru kapal tunda Charles lainnya yakni, Ferry Arifin (nahkoda), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) serta Edi Suryono (Masinis II).
"Meraka mengatakan, tiga kru kapal tunda itu disandera kelompok lain," tutur Dian Megawati.
Tujuh kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak Senin (20/6), yakni Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) serta Robin Piter (juru mudi).(*)
Keluarga Kru "Tugboat" Charles Berharap Bertemu Jokowi
Jumat, 29 Juli 2016 23:45 WIB