Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sejumlah atlet dan pelatih yang tergabung dalam tim PON Provinsi Kalimantan Timur menuntut KONI setempat segera mencairkan dana "training center" atau pemusatan latihan mandiri yang sejak awal 2016 belum dicairkan.
Salah satu atlet Gulat Kaltim Riandi Febriko di Samarinda, Senin, mengatakan terhitung sudah dua bulan dana yang seharusnya digunakan atlet untuk mencukupi kebutuhan gizi dan suplemen tersebut belum juga dicairkan oleh KONI Kaltim.
Padahal, lanjut Riko, hampir semua cabang olahrga telah memasuki persiapan umum, sehingga membutuhkan pasokan suplemen yang lebih banyak untuk mendorong program latihan keras pada atlet.
"Kalau latihan umum ini kita tidak ditunjang suplemen, maka yang rusak badan kita sendiri, mau tidak mau untuk memenuhi kebutuhan suplemen para atlet harus utang sana-sini," jelas peraih medali emas PON 2012 itu.
Senada dengan Riko, atlet anggar Kaltim Ima Safitri juga mengeluhkan hal yang sama.
Menurut Ima, saat ini tim anggar Kaltim ditangani oleh pelatih asing asal Korea Selatan, sehingga program latihan umum dirasakan lebih berat dari sebelumnya.
Ia berharap suplemen penunjang yang biasa tercukupi dengan dana TC Mandiri KONI Kaltim bisa segera dicairkan, sehingga program latihan bisa dirasakan nyaman oleh semua atlet.
"Kalau tahun kemarin sering terlambat masih wajar saja, tapi saat ini sudah masuk pada latihan berat sebagai persiapan puslatda, makanya kami berharap dana TC itu segera bisa dicarikan solusinya," jelas Ima.
Memasuki TC Mandiri yang dilaksanakan masing-masing cabang olahraga, KONI Kaltim memberikan dana prestasi kepada semua atlet yang telah meraih medali di kejurnas pra-PON sebesar Rp3 juta per orang dan untuk pelatih Rp3,5 juta per orang.
Dana tersebut sebagai bentuk "reward" (penghargaan) KONI Kaltim kepada atlet dan pelatih berprestasi, sekaligus untuk motivasi dan menunjang kebutuhan suplemen atlet saat latihan.
Pelatih Gulat Kaltim Rudiansyah mengatakan dana TC tersebut seharusnya segera dicairkan, karena sudah ada beberapa cabang olahraga yang mendahului pemusatan latihan daerah untuk persiapan PON 2016.
"Yang rusak atletnya kalau tidak ada penunjang suplemen saat latihan, sementara bila kita kurangi porsinya yang repot kita sendiri, karena dibebani target banyak medali emas oleh KONI," tegasnya. (*)