Koba, Babel, (ANTARA) - Menteri Koperasi Ferry Juliantono menargetkan pembentukan dan pengoperasian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di seluruh Indonesia dapat rampung paling lambat pada Maret 2026.
“Program ini diharapkan menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto, sejajar dengan BUMN dan badan usaha swasta,” kata Ferry dalam kegiatan bimbingan teknis koperasi di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, Jumat.
Ia menjelaskan, program pembentukan koperasi tersebut dilaksanakan secara bertahap, yaitu tahap legalitas berlangsung pada Maret hingga Juli, dilanjutkan relaksasi regulasi pada Agustus hingga Oktober, serta pembangunan fisik gudang dan gerai yang dimulai saat ini.
Untuk mendukung program itu, pemerintah daerah diminta menyiapkan lahan seluas minimal 1.000 meter persegi di setiap lokasi yang strategis. Pembangunan fisik akan melibatkan unsur TNI dengan pengawasan mutu agar hasilnya berkualitas.
Baca juga: Gerai dan gudang kopdes mulai dibangun 15 Oktober
Gerai Koperasi Desa Merah Putih akan berfungsi sebagai pusat layanan ekonomi masyarakat, menyediakan kebutuhan pokok, layanan kesehatan, apotek, serta fasilitas perdagangan lainnya.
"Pengelola koperasi merupakan peserta bimbingan teknis yang akan mendapat pendampingan dari Kejaksaan melalui aplikasi jaga desa sebagai bagian dari pengawasan tata kelola," ujarnya.
Ferry menegaskan program koperasi bukan sekadar program pemerintah, melainkan gerakan nasional untuk memperkuat ekonomi konstitusional sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945.
“Koperasi desa diharapkan mampu menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat, mulai dari keterbatasan akses pembiayaan, praktik rentenir, hingga ketersediaan kebutuhan pokok dan layanan kesehatan,” ujarnya.
Baca juga: Kutim tingkatkan keaktifan koperasi melalui aplikasi SIGAP
