Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Kalimantan Timur (BI Kaltim) memproyeksi sektor pengolahan di provinsi ini mengalami peningkatan pada triwulan III 2025, karena naiknya permintaan domestik ketimbang triwulan sebelumnya, mencerminkan adanya kenaikan aktivitas penjualan di beberapa subsektor utama.
"Subsektor utama yang bakal meningkat adalah industri pengolahan kayu dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), karena mendapat dukungan dari permintaan domestik lebih kuat dan didukung ketersediaan bahan baku yang lebih baik," kata Kepala BI Perwakilan Provinsi Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Senin.
Menurutnya, pihak industri pengolahan CPO turut menginformasikan bahwa saat ini terjadi peningkatan produksi CPO, disebabkan oleh ketersediaan bahan baku buah dari kebun milik perusahaan maupun dari perkebunan rakyat dengan kualitas bagus dan melimpah.
Sedangkan pada triwulan sebelumnya (triwulan II) terjadi peningkatan produksi CPO, yakni terindikasi dari ekspor CPO dengan pertumbuhan membaik dari minus 42 persen (yoy) di triwulan I menjadi minus 7,02 persen (yoy) di triwulan II.
Masih di triwulan II, terjadi peningkatan produksi dari industri lainnya seperti bahan kimia organik dan ferronickel yang terindikasi dari pertumbuhan ekspor yang juga mencatatkan kinerja positif.
Dari sektor pertambangan dan penggalian, lanjut Budi, pada triwulan III ini juga diperkirakan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
"Kinerja produksi menunjukkan tren peningkatan, dengan capaian triwulan III 2025 lebih tinggi ketimbang triwulan II 2025, bahkan diprakirakan kembali meningkat pada triwulan IV 2025," katanya.
Peningkatan produksi antara lain ditopang oleh revisi target rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) pada sejumlah konsesi tambang.
Dari sisi penjualan, lanjut ia, sejumlah perusahaan tambang telah terikat kontrak jangka menengah hingga jangka panjang, terutama dengan perusahaan kelistrikan domestik, sementara sisanya dipasarkan melalui mekanisme spot.
Berdasarkan hal ini, Budi juga memproyeksi bahwa perekonomian Provinsi Kaltim akan kembali meningkat setelah pada triwulan sebelumnya mengalami perlambatan.
Hal ini terlihat dari optimisme konsumen Kaltim yang terjaga. Bahkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Kaltim, mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga.
"Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dilakukan pada Agustus 2025, yakni keyakinan tetap berada pada level optimis dengan indeks di atas 100, atau mencapai sebesar 143,8," kata Budi.
