Samarinda (ANTARA Kaltim) - Survei Indo Barometer yang dilaksanakan 16-24 Februari 2015 di semua kabupaten dan kota di Kaltim menegaskan bahwa ide dan perjuangan otonomi khusus (otsus) yang saat ini terus bergulir sangat sejalan dengan keinginan masyarakat Kaltim.
Direktur Indo Barometer M Qodari dalam presentasi hasil survei Indo Barometer di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim menyebutkan, kondisi ini menjadi modal yang sangat baik bagi Kaltim untuk melanjutkan perjuangan otsus dengan cara-cara berbeda dibandingkan perjuangan otsus yang dilakukan rakyat Papua dan Aceh.
"Hasil survei kami menjelaskan, ide dan perjuangan otsus ini relevan dengan perasaan dan penilaian masyarakat Kaltim sekarang. Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa tuntutan otonomi khusus itu bukan hanya kepentingan elit politik di daerah," kata Qodari usai paparan hasil survei lembaganya, Selasa (31/3).
Hadir menyaksikan paparan hasil survei Indo Barometer Gubernur Awang Faroek Ishak dan sejumlah Anggota DPRD Kaltim serta pimpinan satuan kerja perangkat daerah Pemprov Kaltim. Sedangkan Plt Sekprov Kaltim Rusmadi bertindak sebagai moderator dalam paparan hasil survei tentang otsus tersebut.
Qodari menjelaskan, sebagian besar masyarakat Kaltim mengaku puas atas kerja pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan. Namun demikian, nada ketidakpuasan masih membutuhkan upaya serius penyelesaian terutama untuk pembangunan bidang infrastruktur, khususnya terkait masalah jalan dan jembatan, listrik dan kerusakan lingkungan.
"Masyarakat Kaltim itu sudah merasakan, untuk pendidikan dan kesehatan sudah oke. Tapi untuk infrastruktur jalan dan jembatan, penerangan dan lingkungan hidup masih jauh dari harapan. Harapan mereka dengan otsus, masalah-masalah itu bisa segera diselesaikan," lanjut Qodari.
Dia juga mengungkapkan, perjuangan otonomi khusus masih perlu terus disosialisasikan. Bukan hanya terkait pengenalan istilah otsus, tetapi juga menyangkut isi dan maksud dari perjuangan otsus itu sendiri. Menurut dia, perjuangan otsus masih harus lebih banyak dijelaskan kepada masyarakat.
Pasalnya lanjut Qodari, hingga saat ini dari 1.250 responden hanya 39,7 persen yang mengaku pernah mendengar perjuangan otsus Kaltim dan 60,3 persen menyatakan tidak pernah mendengar adanya perjuangan otsus di Kaltim. Artinya, lebih banyak masyarakat Kaltim yang belum mendengar perjuangan otsus.
Selanjutnya, mayoritas masyarakat Kaltim menilai otonomi khusus bermakna positif dengan persentase 48,8 persen dan hanya 2,7 persen yang menyatakan otsus akan berdampak negatif. Sedangkan sebanyak 48,5 persen tidak tahu/tidak menjawab.
Terkait hasil survei yang telah dilakukan lembaganya, Qodari menyarankan agar Pemprov menghitung cermat kebutuhan untuk menuntaskan persoalan infrastruktur jalan dan jembatan, lingkungan hidup dan listrik yang saat ini menjadi keluhan tertinggi masyarakat.
Dari rumusan itu nantinya akan terlihat formulasi terbaik apa yang paling tepat disampaikan ke pemerintah pusat untuk perjuangan otsus ini. Jika saat ini persentasi dana bagi hasil 85:15 untuk minyak dan 69,5:30,5 untuk migas maka dengan rumusan baru nantinya akan tergambar kebutuhan terbaik bagi rakyat Kaltim.
"Tantangan Kaltim sekarang adalah bagaimana mengorganisir perjuangan ini dengan baik agar pesan-pesannya bisa dikabulkan pemerintah pusat. Jangan lupa, 61,8 persen responden kita meyakini otsus ini akan berdampak positif bagi Kaltim dan hanya 2,9 persen yang pesimis," tegas Qodari.
Sementara Gubernur Awang Faroek Ishak mengatakan, meski Pemprov Kaltim telah menegaskan dukungan untuk memfasilitasi perjuangan rakyat Kaltim menuntut otsus, namun pada akhirnya dukungan tetap diharapkan dari wakil rakyat di DPRD Kaltim.
"Sekarang kita tinggal menunggu keputusan DPRD. Kalau Dewan memberikan dukungan maka kita segera kita lanjutkan dengan rencana aksi selanjutnya," tegas Awang. Faroek Ishak. (Humas Prov Kaltim/sul)