Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Keberadaan Pondok Rumah Bersalin Desa (Polindes) mampu membantu tugas pemerintah dalam mengurangi angka kematian ibu yang masih tinggi di Provinsi Kalimantan Timur yang belakangan ini tercatat 106 per 1.000 kelahiran berdasarkan data 2011.
"Keberadaan Polindes di Desa Lolo, Kecamatan Kuaro, Paser, ini cukup membantu masyarakat dalam mengurangi angka kematian ibu saat bersalin. Polindes ini juga digunakan warga untuk berobat penyakit ringan atau darurat," kata Bidan Polindes Lolo, Syamsiah di Kabupaten Paser, Kamis.
Polindes Lolo, kata Syamsiah, tiap bulan rata-rata dikunjungi pasien sebanyak 200 orang dari warga desa setempat, baik pasien dengan penyakit ringan, darurat, maupun pasien ibu yang akan bersalin.
Di Polindes itu, dia merupakan satu-satunya bidan atau tenaga kesehatan yang ada, sehingga selain dia mengurus administrasi dan memberikan pelayanan kesehatan bagi warga desa, bahkan dia juga yang membersihkan areal di Polindes. Ini berarti Syamsiah bisa disebut Kepala Polindes sekaligus tenaga kerja Polindes Lolo.
Di Polindes tersebut memiliki empat ruang utama, satu untuk pemeriksaan pasien umum, satu ruang administrasi dan obat, satu ruang untuk persalinan, dan satu ruang lagi untuk istirahat ibu setelah melahirkan.
Menurutnya, tingginya warga desa datang ke Polindes Lolo karena letak Puskesmas agak jauh. Dari tingginya pasien tersebut, maka aparat desa bersama warga setempat telah bersepakat akan menambah satu tenaga kesehatan di Polindes Lolo, yakni tenaga perawat.
Dia mengatakan keberadaan Polindes Lolo dibangun pada 1999. Saat itu bangunan masih kayu. Sejak Polindes itu berdiri, sejak itu pula Syamsiah ditarik dari Kota Samarinda untuk bekerja di Polindes Lolo.
Kemudian pada 2013 Polindes itu mendapat bantuan pembangunan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd), sehingga saat ini Polindes Lolo kondisi bangunannya sudah jauh lebih baik ketimbang sebelumnya.
Bangunan yang dibangun oleh masyarakat desa pada 2013 itu menghabiskan dana hanya Rp272,1 juta melalui dana PNPM-MPd, ditambah biaya dari swadaya masyarakat desa senilai Rp1,1 juta.
"Alhamdulillah, semenjak mendapat bantuan pembangunan dari PNPM, kini bangunan Polindes Lolo sudah lebih kokoh dan lebih bagus. Keadaan gedung yang bagus ini juga dapat membantu semangat meningkatkan pelayanan," katanya.(*)