Balikpapan (ANTARA) - Indonesia Mining Emergency Rescue Competition (IMERC) 2025 atau lomba ketangkasan tanggap darurat antarperusahaan tambang diikuti sebanyak 18 tim terdiri dari 17 tim dari berbagai perusahaan tambang di Indonesia ditambah satu tim dari Australia.
"IMERC 2025 dilaksanakan pada Agustus mendatang, sebagai ajang adu ketangkasan, strategi, dan kesiapsiagaan dalam penanganan situasi darurat di pertambangan,” kata Ketua Pelaksana IMERC 2025 Adri Thanada di Balikpapan, Senin.
Adapun para peserta berasal dari Kaltim Prima Coal, Kideco Jaya Agung, Agincourt Resources, Freeport Indonesia, Cipta Kridatama, Harmoni Panca Utama, Bayan Grup, Adaro Indonesia, Petrosea, Bukit Asam, Borneo Indobara, Ganda Alam Makmur, Berau Coal, Berkat Amanah Sejahtera, Indexim Coalindo, Amman Mineral Nusat Tenggara, dan Mifa Bersaudara.
Kemudian ditambah satu peserta dari Australia yakni Northern Star Resources Team yang merupakan juara umum MERC 2024 di Australia. Kolaborasi dengan MERC Australia diharapkan menjadi kesempatan emas bagi IMERC untuk menetapkan standar operasi penyelamatan Indonesia sama dengan standar internasional, memperkuat teknik penyelamatan, serta berbagi pengalaman dan inovasi terkini dalam tanggap darurat.
IMERC 2025 akan digelar di fasilitas yang dikelola Garuda Rescue Nusantara (GRN), di Kawasan Industri Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Adri menuturkan, materi lomba adalah mengatasi serangkaian tantangan dari kejadian-kejadian yang pernah atau sangat mungkin terjadi terutama di pertambangan batubara, nikel, bijih besi, emas, atau jenis-jenis tambang lainnya. Termasuk juga kejadian di gudang atau bengkel kerja, atau unit-unit kantor dan pemukiman.
Menurutnya, lomba akan menguji kemampuan tim penyelamat menghadapi kondisi ekstrem. Mulai dari Confined Space Rescue (penyelamatan di ruang sempit), High Angle Rescue (penyelamatan di ketinggian), Road Crash Rescue (pertolongan pada kecelakaan lalu lintas), Structural Fire Fighting (pemadaman kebakaran bangunan), hingga Underwater Rescue and Recovery (penyelamatan dan pertolongan di bawah air).
“Setiap skenario dirancang menyerupai insiden nyata yang dapat terjadi di lingkungan pertambangan,” kata Ketua Dewan Juri dr David M Winowatan pada kesempatan terpisah.
Selain kompetisi, IMERC 2025 juga menghadirkan lokakarya teknik (technical meeting and workshop), yang berlangsung pada 14–18 Juni 2025. Pelatihan tidak hanya diperuntukkan bagi peserta tapi juga bagi masyarakat umum.
Materi pelatihan adalah pertolongan pertama medis (medical first responder, pemadaman kebakaran bangunan, dan penyelamatan di bawah air. Ada juga sesi berbagi oleh MERC Australia dan Northern Star Resources untuk meluaskan wawasan langsung para peserta.
Adri Thanada, yang juga adalah Ketua Yayasan Garuda Rescue Nusantara, menekankan bahwa IMERC 2025 bukan sekadar kompetisi, tetapi juga wadah pendidikan dan penguatan solidaritas antar penyelamat.

"Kami ingin meningkatkan kapasitas penyelamatan di Indonesia melalui pelatihan, uji kompetensi, dan pengalaman berbasis tantangan nyata, sehingga setiap penyelamat mampu memberikan respons cepat dan tepat dalam kondisi darurat," ujarnya.
Karena itu, sesuai slogan "Elevate Indonesian Rescuer", IMERC 2025 berharap dapat mencetak lebih banyak penyelamat yang tangguh, terlatih, dan siap bertindak dalam situasi darurat, serta membangun budaya keselamatan dan kesiapsiagaan yang lebih kuat dalam industri pertambangan dan sektor lainnya.
Di hari pertama pelatihan tersebut, yaitu Sabtu 14/6 hadir sekaligus membuka kegiatan Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hendra Gunawan serta Ketua Dewan Pengawas Yayasan GRN R Teguh Sapto Subroto.