Sangatta (ANTARA Kaltim)- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur, mencatat sebanyak 979 kepala keluarga masih terendam banjir akibat luapan Sungai Bengalon.
"Hingga hari ini tercatat 979 kepala keluarga (KK) atau sebanyak2.458 jiwa warga yang menjadi korban meluapnya Sungai Bengalon," kata Kepala BPBD Kutai Timur H.Zainuddin Aspan, Kamis.
Kepala BPBD Kutim, H.Zainuddin Aspan, melalui pesan singkatnya diterima Antara menjelaskan bahwa berdasarkan data bencana banjir di Bengalon terjadi di Desa Sepaso Induk tercatat sebanyak 299 KK atau 804 jiwa.
Sementara di Desa Sepaso Barat berjumlah 91 KK atau 364 jiwa, dan di Desa Sepaso Timur berjumlah 293 KK atau 1.172 jiwa.
Ia mengatakan bahwa di Desa Sepaso Selatan, merupakan wilayah paling parah terkena dampak meluapnya sungai itu dengan jumlah KK mencapai 296 atau 1.118 jiwa. Sehingga total seluruhnya berjumlah 979 KK atau sebanyak 2.458 jiwa.
Ditambahkan bbahwa dari hasil penelusuran tim di lapangan, memang Desa Sepaso Selatan berdampak terutama RT 1, 2, 3 dan RT 4.
Kalau Sepaso Timur berdampak pada tiga RT yakni RT 1,2 dan 3. Dan Sepaso Induk itu ada 13 RT yang terkena dampaknya. Namun paling parah terdapat di RT 3 dan RT 10, RT 11 dan RT 19, katanya.
Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Bengalon, Ernawati, mengatakan bahwa hingga saat ini wilayah tersebut masih terendam banjir. "Bahkan Desa Keraitan ikut terkena banjir dan berakibat pada dua RT dengan 8 KK atau 32 jiwa mulai terendam banjir," kata Sekcam Ernawati melalui Ponselnya.
Laporan sebelumnya, sejak awal banjir, Desa Keraitan ini masih aman, tapi sekarang sudah ada delapan rumah yang terendam.
Terkait dapur umum dan pos yang dibangun BPBD, kata Ernawati, sudah tidak berfungsi lagi, karena warga tidak mau ke posko dan tidak mau mengungsi.
"Dapur umum dan posko yang dibangun tidak ada lagi. Mereka lebih suka bertahan di rumah dan diberi nasi bungkus atau sembako mentah dari BPBD dan Dinas Sosial Kutai Timur," katanya. (*)