Balikpapan (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan menggelar pelatihan kepada 80 petugas pencicip makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah untuk siswa-siswi.
"Ini sebagai upaya proaktif kami dari Dinkes untuk percepatan pemberian makan bergizi bagi anak di sekolah," kata Kepala Dinkes Balikpapan, Alwiati, Selasa (14/1).
Ia menyebutkan sebanyak 80 petugas pencicip makanan harus mendapatkan pelatihan yang dikontrak untuk digunakan jasanya oleh pihak jasa boga (katering) yang terlibat MBG.
Alwiati menjelaskan pelatihan yang diberikan Dinkes Balikpapan mulai dari tahapan produksi, bagaimana cara menjaga kesehatan lingkungan di area produksi di lokasi jasa boga.
"Kami latih mereka bagaimana pemilihan bahan makanan itu memenuhi syarat kesehatan," tuturnya.
Pelatihan tersebut bertujuan bagaimana saat bertugas para pencicip makanan tersebut menjaga kesehatan makanan yang disajikan dan memastikan makanan yang dikonsumsi layak dikonsumsi,aman sehat dan bergizi.
"Peserta pelatihan akan mendapatkan sertifikat layak higenis sanitasi," katanya.
Alwiati menuturkan pelaksanaan program MBG di Balikpapan, berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan akan dimulai pada bulan Februari 2025.
"Saat ini kita masih menunggu perlengkapan MBG," ucapnya.
Sebelumnya, Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dr.Andi Sri Juliarty menyebutkan pelaksanaan program MBG dimulai dari tujuh sekolah.
"Tujuh sekolah itu semuanya berlokasi di Kecamatan Balikpapan Selatan," katanya.
Ia mengatakan tujuh sekolah tersebut masing-masing 5 sekolah tingkat SD dan 2 sekolah tingkat SMP.
Sri Juliarty menyebutkan untuk tingkat SD yakni di SDN 010, SDN 015, SDN 016, SD Nurul Ilmi, SD Nurul Ilmi 1, kemudian tingkat SMP digelar di SMPN 18 dan SMPN 26. Dari tujuh sekolah tersebut terdapat sebanyak 3.335 anak sebagai penerima manfaat.
Lanjutnya, mereka yang menjadi penerima manfaat telah didata oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, sebelum pelaksanaan.
"Mereka didata melalui orang tuanya apakah ada yang memiliki alergi contoh alergi ayam dan sebagainya, dan itu nanti akan diganti dengan makanan jenis lain namun memiliki kadar gizi yang sama," jelasnya.