Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemprov Kaltim melalui instansi terkait akan terus mengembangkan tiga jenis hewan ternak khas daerah, atau plasma nutfah yang telah diakui pusat dan telah bersertifikat, yakni Ayam Nunukan, Kerbau Kalang, dan Rusa sambar.
"Tiga sumberdaya genetika asli Kaltim tersebut sudah dipatenkan di tingkat nasional, atau bersertifikat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian pada tahun 2012 lalu," ujar Kepala Dinas Peternakan Kalimantan Timur (Kaltim) Dadang Sudarya di Samarinda, Jumat.
Setelah adanya pengakuan pusat melalui sertifikasi tersebut, maka pihaknya semakin optimis untuk terus melestarikan sekaligus mengembangbiakkan ketiganya, apalagi pada plasma nutfah yang dipatenkan langsung tiga jenis, tentu cukup membanggakan karena selama ini masing-masing provinsi hanya disetujui satu jenis sumberdaya genetika.
Keunggulan masing-masing plasma nutfah Kaltim itu adalah, untuk ayam Nunukan merupakan ayam dwiguna atau sebagai ayam petelur dan pedaging.
Di usia 6 bulan, berat hidup ayam ini dapat mencapai 3,5 kg. Ketika dewasa beratnya dapat mencapai lebih dari 4 kg. Perbedaannya, produksi pertama ayam Nunukan pada umur 153 hari, sedangkan ayam ras petelur berproduksi pertama pada umur 150 hari.
Total produksi telur ayam Nunukan adalah 182 butir per tahun, sedangkan ayam ras sebanyak 259 butir per tahun. Konsumsi ayam Nunukan lebih rendah, yakni 85 gram per ekor per hari, sementara ayam ras petelur 118 gram per ekor per hari.
Sedangkan untuk jenis Rusa Sambar (Rusa unicolor). Hewan yang sudah lama ditangkarkan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) ini termasuk golongan ruminansia, tetapi berperilaku berbeda dengan ruminansia lain, yaitu mempunyai ketajaman pendengaran, penciuman, kecepatan melompat, dan berlari cukup tinggi.
Penangkaran dan budidaya rusa Sambar di Api-Api, PPU, terbagi dalam 3 tahap, yakni introduksi yang dilakukan pada 1990-1995. Dalam masa ini metode pemeliharaan rusa masih secara otodidak dan sambil mempelajari.
Selama kurun waktu ini dilakukan pengadaan rusa sebanyak 112 ekor, terjadi kelahiran 25 ekor, kematian 101 ekor sehingga populasi pada 1995 sebanyak 46 ekor, terdiri jantan 19 ekor dan betina 27 ekor).
Tahap kedua adalah pengembangan yang dilakukan dalam periode 1996-2000. Di masa ini tidak dilakukan pengadaan rusa, tetapi hanya pengembangan rusa yang telah ada di penangkaran.
Sedangkan pada tahap tiga adalah komersial, yakni mulai tahun 2001 hingga saat ini. Pada tahapan ini tercapai keputusan final tentang usaha budidaya (sebagai sentra bibit atau perpaduan antara usaha murni peternakan komersial dan kemitraan.
Plasma nutfah berikutnya adalah Kerbau Kalang yang sudah ada di Kaltim sejak tahun 1926. Pengembangan ternak ini dilakukan di Kabupaten Kutai Kartanegara, tepatnya di Danau Perian di Dusun Teluk Senala, Pulau Niung, dan Desa Muara Aloh, Kecamatan Muara Muntai. (*)
Kaltim Terus Kembangkan Plasma Nutfah
Jumat, 10 Oktober 2014 17:09 WIB