Sangatta (ANTARA Kaltim) - Wakil Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur Ardiansyah Sulaiman mengatakan pihaknya akan merevitalisasi Badan Pengelolah Hutan Lindung Wehea (BP-HULIWA) karena nampaknya tidak lagi berjalan seperti yang diharapkan.
"Kita akan merevitalisasi BP-HULIWA yang selama ini mengelola hutan lindung di Wehea, KARENA nampaknya kinerjanya tidak terlalu memuaskan," katanya di Sangatta, Jumat.
Ia mengatakan badan yang mengurusi Hutan Lindung Wehea ini sudah lama dibentuk Pemkab Kutai Timur, yakni sejak tahun 2005 dengan melibatkan banyak pihak.
Ardiansyah mengaku mendapat laporan dari warga yang menjaga hutan Wehea, bahwa jika mengalami kesulitan berkoordinasi dengan Badan Hutang Lindung Wehea, jadi perlu ada perubahan.
"Masyarakat di kawasan hutan lindung itu melapor kesannya mereka sering tidak bisa berkoordinasi dengan badan tersebut, orang-orangnya sudah tidak semangat lagi sehingga perlu dihidupkan semangat baru," ujarnya.
Dia mengatakan jika ke depannya ada kemungkinan pengelolaan hutan lindung Wehea ini melibatkan mitra kerja sama pihak lain.
"Sebetulnya sudah banyak yang ingin bermitra dari kaltim dan mitra lain dari Indonesia untuk mengelola hutan lindung Wehea ini, karena itu kita lihat nanti bagaimana sebaiknya," ujuarnya.
Saat ditanya besaran anggaran yang dialokasikan Pemkab Kutai Timur untuk menjaga kawasan hutanm Wehea, dia mengakui dalam beberapa tahun ini agak stagnan.
"Masalah dana APBD itu agak stagman, ini karena pengelola tidak jalan makanya dananya juga minim. Saya tidak paham berapa anggarannya setahun karena saat dibentuk saya menjadi anggota DPRD," katanya.
Badan Pengelola Hutan Lindung Wehea dibentuk tahun 2005 melalui melalui Surat Keputusan Bupati Kutim No. 44/02.188.45/HK/II/2005.
Hutan lindung Wehea terletak di Kecamatan Muara Wahau dengan luas areal mencapai 38.000 hektare berada di ketinggian 250 m di timur sampai 1750 m di barat.
Hutan Wehea mempunyai fungsi hidrologis yang penting karena terdapat berbagai jenis satwa liar antara lain 19 jenis mamalia, 114 jenis burung, 12 hewan pengerat, 9 jenis primata, dan 59 jenis pohon bernilai ekonomi.
Salah satu primata yang menggantungkan hidupnya terhadap kelestarian Hutan Wehea adalah orangutan (Pongo pygmaeus)yang saat ini dengan populasi orangutan sekitar 750 ekor.(*)