Penajam Paser Utara (ANTARA) -
Kelompok budi daya perikanan (pokdakan), Maju Bersama Kelurahan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, memiliki keinginan besar mendongkrak ekonomi warga setempat melalui budi daya ikan air tawar.
Budi daya ikan dengan sistem keramba jaring apung dilakukan secara pribadi maupun melalui pokdakan, jenis ikan air tawar yang dibudidayakan adalah lele, nila dan gurami.
Pokdakan ini beranggotakan 33 kepala keluarga (KK).di empat rukun tetangga (RT) di wilayah setempat mulai melakukan budi daya ikan air tawar pada 2018.
Awal memulai budi daya ikan air tawar dengan modal ala kadarnya, andalkan produksi ikan lele tersebut hanya mampu panen 10 kilogram dalam satu bulan, berjalan hingga 2021.
Pada 2022, budi daya ikan air tawar Pokdakan Maju Bersama yang dinahkodai Joko Sudrajad secara perlahan tumbuh berkembang, pendampingan sebagai mitra binaan PT Waru Kaltim Plantation (WKP) anak perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari dorong perkembangan itu.
Melalui pembinaan berkelanjutan dari perusahaan perkebunan kelapa sawit itu berupa perlengkapan dan peralatan, pengembangan pembenihan ikan, serta pemasaran hasil produksi mampu meningkatkan hasil produksi yang bermuara pada bertambahnya pendapatan.
Eko Andrianto, Administratur PT WKP, pada saat ditemui menyampaikan program pembinaan dan pendampingan Pokdakan Maju Bersama ini merupakan salah satu bentuk perhatian Perusahaan kepada masyarakat yang berada di sekitar wilayah kerja.
“Pemberdayaan masyarakat itu bentuk komitmen perusahaan dalam memajukan aspek-aspek kehidupan masyarakat dari pendidikan, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, kesehatan hingga infrastruktur”, ungkapnya.
Kini, pokdakan Maju Bersama tidak hanya melakukan budi daya pembesaran ikan air tawar, tetapi juga sudah merambah melakukan pembibitan benih ikan air tawar.
Pembibitan benih ikan yang sudah berjalan saat ini untuk bibit ikan nila, dan sedang dilakukan persiapan untuk melakukan pembibitan benih ikan lele jenis Sangkuriang.
Sehingga ke depan tidak bakal lagi membeli bibit ikan untuk dibudidayakan, dan benih ikan yang dikembangkan diharapkan juga bisa penuhi kebutuhan bibit ikan pembudi daya ikan air tawar lainnya.
Andalkan budi daya ikan lele
Pokdakan Maju Bersama terus kembangkan budi daya ikan air tawar agar dapat meningkatkan kesejahteraan kelompok dan masyarakat setempat dapat bersama sama meningkatnya ekonomi melalui budi daya ikan air tawar.
Seiring berjalannya waktu, Pokdakan Maju Bersama telah memiliki 35 keramba jaring apung yang terdiri dari keramba jaring apung ukuran 2x3 m sebanyak delapan keramba dan ukuran 2x4 m sebanyak 17 keramba.
Selain itu, juga memiliki 4 kolam terpal ukuran 2x3 m untuk pembibitan benih ikan nila, untuk pemisahan ukuran bibit ikan dan penyesuaian benih ikan sebelum ditebar di keramba jaring apung.
Dari 35 keramba jaring apung yang dimiliki itu, sebanyak 19 keramba jaring apung ditebarkan benih ikan lele, dan enam keramba jaring apung disemai bibit ikan nila.
Ada juga satu kolam tanah ukuran 2x4 m dimiliki Pokdakan Maju bersama khusus untuk produksi ikan gurami.
Masing-masing keramba jaring apung dan kolam tanah ditebar benih ikan lebih kurang 2.500 ekor, dengan masa panen setiap 10 hari untuk Ikan lele, serta satu 30 hari panen ikan nila dan gurami.
Produksi ikan air tawar yang diunggulkan Pokdakan Maju Bersama jenis lele Sangkuriang, yang rata-rata dalam 10 hari mampu panen ikan lele mencapai lebih kurang 200 hingga 300 kilogram untuk satu keramba apung.
Panen ikan lele tersebut dengan sistem tangga atau berjenjang dari satu keramba jaring apung ke keramba jaring apung lainnya, sehingga dengan 19 keramba jaring apung yang disemai bibit ikan lele, dalam satu bulan mampu panen mencapai lebih kurang satu ton ikan lele Sangkuriang.
Rata-rata panen ikan lele untuk satu keramba jaring apung dalam 10 hari mampu meraup penghasilan sekitar Rp6.000.000.
Sedangkan ikan nila hasilnya belum seberapa, satu kali panen dalam satu bulan hanya sekitar 50 kilogram untuk satu keramba jaring apung, dengan total 300 kilogram dengan enam keramba jaring apung. Begitupun ikan gurami yang ditebar di satu kolam tanah baru mampu panen 50 kilogram dalam satu bulan.
Faktor yang mempengaruhi produksi budi daya ikan Pokdakan Maju Bersama yang berdampak terhadap keuntungan yang didapat selama ini, yakni dalam pakan ikan, sebagian besar masih tergantung produk industri atau pabrik.
Selain ketergantungan pakan ikan dari pabrik, harganya pun fluktuatif, bahkan sering naik cepat. Saat ini harga pakan ikan tembus Rp380.000 per karung dengan isi 30 kilogram.
Sementara biaya produksi budi daya ikan, 60 persennya ditentukan oleh variabel pakan. Artinya, komponen biaya pakan menentukan tingkat keberlanjutan usaha, keuntungan, serta kesejahteraan pembudi daya ikan air tawar.
Mandiri buat pakan ikan sendiri
Ketergantungan pakan pada pabrik dan harga yang tren terus naik menjadi masalah besar bagi pembudi daya, apalagi harga ikan masih stabil. Sedangkan 30 kilogram pakan ikan dengan harga Rp380.000 itu hanya mampu memberi pakan ikan selama empat hari untuk 35 keramba jaring apung, delapan kolam terpal dan satu kolam tanah milik Pokdakan Maju Bersama.
Permasalahan itu membuat Pokdakan Maju Bersama memikirkan bagaimana bisa memproduksi sendiri pakan ikan dengan memanfaatkan barang bekas dan bahan baku lokal.
Produksi pakan secara mandiri dilakukan Pokdakan Maju Berama dengan berinovasi membuat mesin produksi pakan memanfaatkan barang bekas dan menggunakan bahan baku yang tersedia di daerahnya.
Awalnya, merancang mesin disel yang sudah tidak terpakai, dimodifikasi memiliki empat mekanisme kerja, hingga menghasilkan pelet yang siap digunakan untuk pakan ikan.
Mesin inovasi Pokdakan Maju Bersama itu dilabeli SINTAPIBABE (mesin pembuatan pakan Ikan dari barang bekas).
Bahan baku utamanya pun memanfaatkan bahan lokal sebagian besar dari limbah yang berpengaruh signifikan memberikan nutrisi bagi ikan peliharaan, terdiri dari ikan runcah (ikan kecil-kecil yang tertangkap tidak sengaja oleh nelayan dan tidak digunakan).
Kemudian kulit ari kedelai (bungkil kedelai), singkong atau labu merah (untuk dijadikan tapioka), bulu ayam, tulang ayam dan tulang ikan yang besar. Selanjutnya semua bahan baku itu diolah menjadi tepung, berikutnya dengan menggunakan SINTAPIBABE jadilah pelet untuk pakan ikan.
Dalam satu jam SINTAPIBABE bergerak melakukan pembuatan pelet, mampu menghasilkan 50 kilogram pakan ikan dengan kandungan nutrisi dibutuhkan ikan peliharaan dam mampu memenuhi semua keramba jaring apung, kolam terpal dan kolam tanah yang dimiliki Pokdakan Maju Bersama dengan jenis ikan lele, nila dan gurami.
Dengan pembuatan pakan lokal tersebut Pokdakan Maju Bersama bisa memangkas pengeluaran untuk pakan ikan hingga antara 50 persen sampai 60 persen.
Inovasi dari barang bekas dan limbah untuk pakan ikan yang dikembangkan Pokdakan Maju Bersama juga dapat dukungan dari PT WKP, dari inovasi itu Pokdakan Maju Bersama memperoleh penghargaan pada Festival Astra 2024 kategori perikanan sebagai juara satu.
Tanggung jawab sosial PT Astra Agro Lestari Tbk ini terbagi dalam empat pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.
Pokdakan Maju Bersama bakal terus kembangkan inovasi pembuatan pelet mandiri untuk meningkatkan hasil produksi pakan ikan, agar bisa memenuhi kebutuhan pakan ikan di daerah di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kini saatnya pembudidaya ikan berdaya dan mandiri, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.