Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Total Eksplorasi dan Produksi (E&P) Indonesie, Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas (SKKMIGAS) Blok Mahakam, Kalimantan Timur, kembali menyatakan komitmennya mengelola blok tersebut Mahakam meskipun usulan perpanjangan kontraknya belum dijawab oleh pemerintah.
"Kami akan kerjakan apa yang harus kami kerjakan. We will deliver what we have to deliver," kata Presiden Direktur dan General Manager Total E&P Indonesie Hardy Pramono di Balikpapan, Selasa.
Saat ini Total E&P terus berinvestasi hingga 2,5 miliar dolar AS atau tidak kurang dari Rp24 triliun lebih di Blok Mahakam. Hampir seluruhnya digunakan untuk mengerem penurunan produksi dan eksplorasi sumur-sumur baru.
Hardy Pramono menyebutkan untuk pengembangan proyek gas Sisi Nubi yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (15/9), Total E&P mengucurkan dana hingga Rp5 triliun.
Kontrak Total E&P Indonesie sebagai pengelola Blok Mahakam akan berakhir pada 2017. Total sudah menambang minyak dan gas di kawasan rawa-rawa bakau itu sejak tahun 1974, setelah masa eksplorasi yang dimulai sejak 1967.
Kontrak yang sedang dijalani sekarang adalah perpanjangan yang kedua. Kontrak pertama yang berdurasi 30 tahun sudah berakhir pada 1997 dan Total mendapat perpanjangan lagi untuk 20 tahun. Kontrak inilah yang akan berakhir pada 2017 tersebut.
Dari Blok Mahakam, kata dia, Total E&P sudah menyumbang hingga 87 miliar dolar AS untuk APBN. Saat ini, 32 persen gas dari sumur-sumur di Delta Mahakam digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, sementara sisanya untuk diekspor.
Saat pertama dieksploitasi, Blok Mahakam dipercaya memiliki cadangan minyak 1,68 miliar barel dan gas bumi sebanyak 21,2 triliun kaki kubik atau trillion cubic feet (TCF)). Total memulai produksinya dari Lapangan Bekapai pada tahun 1974.
Sebagian besar gas dikirim ke Bontang untuk diolah menjadi gas alam cair atau LNG untuk diekspor ke Jepang, Taiwan, dan Korea.
Setelah lebih 40 tahun, cadangan tersisa di perut bumi diperkirakan sebesar 185 juta barel miyak dan gas 5,7 triliun kaki kubik. Pada akhir masa kontrak pada 2017 diperkirakan masih ada sisa minyak 131 juta barel dan gas sebanyak 3,8 tcf.(*)