Samarinda (ANTARA Kaltim) - Polres Kutai Timur, Kalimantan Timur, akan segera menyelidiki temuan orangutan terluka yang diserahkan warga ke Balai Taman Nasional Kutai (TNK).
Kapolres Kutai Timur, Ajun Komisaris Besar Polisi Edgar Diponegoro, dihubungi dari Samarinda, Kamis malam menyatakan, akan segera menurunkan Satuan Reskrim dan memerintahkan polsek dimana orangutan tersebut ditemukan, untuk mengungkap penyebab satwa langka dan dilindungi itu mengalami kekerasan.
"Kami akan segera menurunkan Satuan Reskrim dan meminta Polsek dimana orangutan itu ditemukan," ungkap Edgar Diponegoro.
Polisi, lanjut AKBP Edgar Diponegoro, akan segera melakukan penyelidikan terkait ditemukannya orangutan terluka itu.
"Ini harus diungkap, sebab kekerasan terhadap orangutan tentu akan menjadi perhatian masyarakat, bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia internasional sebab hewan ini merupakan satwa lagka dan dilindungi. Kami akan melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa yang melakukan kekerasan itu," tegas Edgar Diponegoro.
Luka sangat parah
Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan TNK Wilayah 1 Sangatta, Hernowo Supriyanto, yang juga dihubungi dari Samarinda, Kamis malam mengatakan, "pongo pygmeaus morio" atau Orangutan Kalimantan itu, mengalami luka yang sangat parah.
"Ternyata, di kaki kanannya ada luka dan sudah bernanah, sepertinya akibat ditembak atau ditombak. Telapak kaki kanan juga luka, sehingga sudah tidak bisa lagi memanjat. Cari urat saja untuk diinfus sulit dan dikasih makan juga susah mengunyah karena mulutnya hancur. Jadi, sangat sedih melehatnya," ungkap Hernowo Supriyanto.
Orangutan terluka itu kata Hernowo Supriyanto diserahkan seorang warga Desa Separi Selatan, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, masih dalam kondisi terikat dan terluka itu pada Rabu (14/5).
"Kemarin (Rabu), kami menerima satu individu orangutan dari seorang pekerja sawit di Bengalon. Kondisi orangutan itu sangat lemah dan hampir mati, kaki dan tangan terikat, mulutnya robek, gigi dan gusinya hancur serta terdapat beberapa luka seperti luka bacok," ungkap Hernowo Supriyanto.
Sementara, warga yang menyerahkan orangutan terluka itu, Badrul Arifin, mengaku, menemukan primata langka dan dilindungi itu sudah dalam kondisi terluka dan terikat.
"Awalnya, saya bingung mau bawa kemana sebab di Kutai Timur tidak ada kebun binatang. Namun yang saya tahu, ada TNK sehingga saya bawa ke Pos Sangkima. Wajar kalau warga marah sebab selama ini orangutan sering masuk ke kebun warga dan saya sempat mengingatkan warga agar tidak membunuhnya karena hewan itu dilundungi," kata Badrul Arifin.
Selama ini kata warga tadi, kerap terlihat orangutan memasuki kebun warga, akibat tergerusnya habitat mereka oleh aktivtas perkebunan kelapa sawit dan tambang batubara.
"Mereka (orangutan) hanya mencari makan dan kerap terlihat pada pagi dan sore hari. Kadang, orangutan itu juga terlihat di sungai dan hutan. Warga banyak yang tidak tahu kalau orangutan itu dilindungi bahkan menganggapnya sebagai hama karena kerap mengganngu kebun mereka," ungkap Badrul Arifin.(*)