Samarinda (ANTARA) - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada Yogyakarta menawarkan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk menyiapkan tenaga dokter spesialis.
Asisten Wakil Dekan Kerjasama Alumni dan Pengabdian Masyarakat FK-KMK UGM Dr Datu Respatika mengatakan Provinsi Kaltim banyak memiliki fasilitas kesehatan yang bagus, tentunya fasilitas tersebut harus ditunjang dengan tenaga dokter, khususnya spesialis.
Terlebih, Kaltim bakal menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN) sehingga pasti ada tambahan penduduk baru dan berimbas pada kebutuhan tenaga kesehatan yang cukup banyak.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik mengapresiasi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang telah menawarkan kerja sama untuk tenaga dokter spesialis.
“Dari sisi infrastruktur kita itu sudah cukup bagus, dan telah memiliki beberapa rumah rumah sakit. Tetapi sayangnya 'mind power' kita masih kurang untuk dokter spesialis," kata Akmal Malik saat menerima audiensi Dr Datu Respatika di Kompleks Pendopo Odah Etam Samarinda, Senin.
Baca juga: Dinkes Kaltim komitmen bangun tradisi luhur profesi dokter
Akmal menambahkan saat ini akademisi UGM tengah membantu memetakan berapa ke kebutuhan dokter spesialis di Kaltim.
" Selain UGM, mungkin kita juga akan bekerja sama nanti dengan Unmul untuk membuka prodi-prodi baru, khususnya dokter spesialis yang memang dibutuhkan untuk menunjang pembangunan kesehatan di Kaltim,” jelas Akmal Malik.
Pada pertemuan itu juga dihadiri Pokjanas Academic Health System (AHS) Dr Haryo Bismantara, Hasmiati Sessu, Nur Af’idah, dan Indra R Dharmawan dari Kemenkes. Triasih Widiawati dan Vyra dari UGM, dan Kepala Dinas Kesehatan Kaltim dr Jaya Mualimin.
Selain dari UGM, Akmal Malik juga sudah berkomunikasi dengan Kemenkes dan mendukung rencana Kaltim ke depan.
“Jadi kita berharap kerja sama ini bisa membantu kita untuk pembangunan kesehatan di Kaltim,” jelasnya.
Upaya menyiapkan tenaga kesehatan maupun dokter spesialis, lanjut Akmal, bukan saja di Kaltim, tetapi menyiapkan tenaga kesehatan termasuk dokter spesialis untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca juga: Kata dokter gizi, pasien diabetes boleh makan nasi, asal..
“Arahnya juga nanti kesana, saya katakan secara sosial kita tidak bisa dipisahkan dengan IKN. Secara administrasi berbeda tapi secara sosial dan kebutuhan tidak akan bisa, walaupun sudah dibangun rumah sakit di sana,” terangnya.
Jadi upaya ini, sambung Akmal, untuk menyiapkan bufferzone, dan ini bagian dari Kaltim untuk infrastruktur dan "mind power" bidang kesehatan agar lebih baik ke depan.
"Intinya kerja sama ini sangat kita dukung, tapi kita awali pemetaan dulu. Kita petakan dulu kebutuhan, prodi mana yang kita dibutuhkan, berapa jumlahnya. Itu
sangat penting, agar ketika kita nanti bekerja sama dan menyiapkan anggaran, akan lebih tepat sasaran dan efektif," jelasnya.
Kadis Kesehatan Kaltim dr Jaya Mualimin menjelaskan audiensi yang dilakukan antara UGM, Dinas Kesehatan dan Kemenkes RI terkait Academic Health System (AHS) sebagai upaya transformasi bidang kesehatan, untuk meningkatkan jumlah dokter dan dokter spesialis di Kaltim.
"Sehingga AHS akan lebih memudahkan fasilitas kesehatan, tentu kerja sama antara pengampu pendidikan di UGM, dinas kesehatan dan Kementerian Kesehatan, diharapkan dukungan Pemprov Kaltim agar bisa mempercepat kerjasama ini," ungkapnya. (Adv/Diskominfo)
Baca juga: 5.000 dokter ajak sadar kesehatan anak di Samarinda